TEMPO.CO, Jakarta - Kepergian mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Daoed Joesoef meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga besar Yayasan Budaya Luhur yang didirikan oleh Daoed Joesoef dan Arief Rachman sejak 2011.
Kepala sekolah SMA Garuda Cendekia Iwan Purnanto yang merupakan bagian dari yayasan tersebut mengenal Daoed sebagai sosok yang tegas dalam dunia pendidikan. "Beliau adalah sosok guru yang sempurna, tentu kami sangat merasa kehilangan," kata Iwan kepada Tempo di rumah duka, Jalan Bangka VII Dalam, Jakarta Selatan pada Rabu pagi, 24 Januari 2018.
Baca: Mendikbud Era Orde Baru Daoed Joesoef Meninggal
Iwan menceritakan, Daoed masih aktif mengurus yayasan pendidikan Budaya Luhur, membaca dan menulis, meski usianya sudah menginjak 91 tahun. "Koleksi bukunya luar biasa banyak, selalu membaca dan masih menulis di usianya yang sudah sepuh," kata Iwan.
Daoed Joesoef meninggal pada Selasa, 23 Januari 2018 pukul 23.55. Daoed meninggal di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, setelah dirawat sejak Sabtu pekan lalu karena penyakit jantung yang dideritanya.
Pagi ini, ratusan murid Sekolah Garuda Cendekia melayat ke rumah duka. Daoed disalatkan sekitar pukul 8 pagi. Setelah itu, Daoed akan dimakamkan di TPU Bogor menjelang siang nanti.
Suasana rumah duka Mantan Menteri Pendidikan Era Soeharto Daoed Joesoef di Jalan Bangka VII Dalam No. 14, Jakarta Selatan. Dewi Nurita/Tempo.
Daoed menjabat sebagai menteri pendidikan di era Presiden Soeharto pada 1978-1983. Saat menjadi menteri pendidikan, Daoed mengeluarkan kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK). Aturan ini dinilai mengebiri aktivitas politik mahasiswa.
Dalam bidang akademis, Daoed Joesoef pernah belajar di Prancis pada tahun 1960an. Ketika menimba ilmu di Prancis, ia terlibat dalam pelbagai diskusi dan seminar akademis yang diselenggarakan UNESCO. Salah satunya tentang dana hibah untuk situs-situs yang dianggap sebagai warisan budaya dunia.