TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian RI belum memeriksa anggota Brigade Mobil Polri, Brigadir Satu Achmad Ridho, yang menembak kader Gerindra, Fernando Alan Joshua Wowor, hingga tewas. Sebab, saat ini, Briptu Ridho masih terbaring di Rumah Sakit Polri Kramat Jati akibat dikeroyok massa.
“Saksi kunci (Briptu Ridho) belum dapat diperiksa karena dalam perawatan dokter,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, 23 Januari 2018.
Baca: Kader Gerindra Tewas Tertembak, Prabowo Sangat Kehilangan
Briptu Ridho mengalami patah tulang dan gegar otak ringan akibat dipukuli massa. Massa memukuli Ridho seusai mantan ajudan calon Gubernur Maluku Inspektur Jenderal Murad Ismail tersebut menodongkan senjata apinya ke Fernando.
Saat ini, kata Iqbal, polisi telah memeriksa lebih dari empat saksi terkait dengan insiden perkelahian berujung penembakan tersebut. Namun Iqbal belum merinci siapa empat saksi tersebut.
Meski polisi belum sempat memeriksa Briptu Ridho, Iqbal mengatakan pihaknya akan tetap menindak hukum Ridho sesuai dengan fakta yang ditemukan. “Polri akan subyektif mungkin melakukan proses hukum bila ditemukan tindak pidana serta proses mekanisme di kepolisian sesuai dengan kode etik profesi,” ujarnya.
Baca: Kader Tertembak, Gerindra Pertanyakan Kepemilikan Senjata Brimob
Insiden itu berawal dari cekcok antara Fernando dan Briptu Ridho. Kendaraan keduanya berpapasan dan saling menghalangi di parkiran klub malam Lipps Club, Bogor, pada Sabtu, 20 Januari 2018, sekitar pukul 02.00. Keduanya tidak mau mengalah hingga terjadi cekcok mulut. Briptu Ridho mengeluarkan pistolnya sehingga terjadi perebutan senjata antara Fernando beserta tiga temannya dan Briptu Ridho. Tidak lama kemudian terdengar suara tembakan, yang mengenai dada Fernando.
Nyawa Fernando tak tertolong. Kader Gerindra itu tewas akibat tembakan tersebut. Adapun Briptu Ridho yang sempat dipukuli massa setelah peristiwa itu kini tengah dirawat di rumah sakit.