TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah orang dari Garda Alam Pikir Indonesia berorasi di dalam Gedung Nusantara III saat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo sedang melayani wawancara awak media. "Itu titipan (ada yang menunggangi)," kata Bamsoet—sapaan akrab Bambang Soesatyo—Kamis, 18 Januari 2018.
Unjuk rasa itu berawal saat Bamsoet tiba di Gedung Nusantara III. Ia langsung dikerubuti awak media. Tak lama berselang, beberapa orang menyelundup dan membagikan selebaran. Tidak jauh dari situ, beberapa orang berteriak menuntut Bamsoet turun dari jabatannya.
Baca: Bambang Soesatyo Bicara Soal Koleksi Mobil Mewahnya
Petugas keamanan dalam DPR langsung mengamankan lima orang tersebut. Selain meneriaki Bambang, massa juga membawa spanduk bertuliskan "Bamsoet harus turun" dan selebaran yang menuntut Bamsoet dicopot dari jabatan Ketua DPR karena terlibat kasus kartu tanda penduduk elektronik.
Tarmo, salah satu petugas pengamanan, menyebutkan awalnya ada yang bagi-bagi selebaran kepada wartawan saat doorstop dengan Bamsoet. Lalu di area podium DPR sejumlah massa telah bersorak dengan memegang spanduk. "Ada lima orang dan sudah kami amankan," ujarnya.
Simak: Di Balik Penunjukan Bambang Soesatyo Jadi Ketua DPR
Dalam keterangan tertulisnya, Garda Alam Pikir Indonesia menyebutkan Bamsoet terlibat dalam kasus korupsi pengadaan alat simulator surat izin mengemudi. Garda Alam Pikir Indonesia mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksa Bamsoet dan memintanya mundur dari Ketua DPR.
Bamsoet baru menjabat empat hari sebagai Ketua DPR setelah menggantikan Setya Novanto. Setelah melayani wawancara, Bamsoet langsung meninggalkan lantai I dan menuju ruangannya.