TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Daryatmo meminta agar tidak ada lagi kubu-kubuan di tubuh Partai Hanura seusai musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) II Partai Hanura di kantor DPP Partai Hanura, Jalan Hankam Mabes, Bambu Apus, Jakarta Timur pada Kamis, 18 Januari 2018. "Setelah ini tidak ada lagi kubu-kubuan, kita harus solid menyambut Pilpres 2019," kata Daryatmo.
Untuk menyelesaikan konflik internal di tubuh Partai Hanura itu, kata Daryatmo, ia siap bertemu dengan mantan Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang kapan pun ia dipanggil. "Kalau diinginkan, sekarang pun saya siap menghadap," kata Oesman.
Baca:
Wiranto Restui Pergantian Ketua Umum Partai ... Munaslub Hanura Kubu Sudding: Daryatmo Gantikan Oesman Sapta ...
Munaslub Partai Hanura itu resmi memutuskan pemberhentian Oesman Sapta Odang sebagai Ketua Umum dan menetapkan Plt Ketua Umum Daryatmo sebagai Ketua Umum. Daryatmo adalah purnawirawan TNI lulusan Akademi Angkatan Udara TNI tahun 1978.
Keputusan menggelar musyawarah nasional luar biasa Hanura itu menyusul pemecatan terhadap Oesman. Ia dipecat setelah lebih dari 400 Dewan Perwakilan Cabang tingkat Kabupaten Kota menyatakan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinannya. Di tingkat Dewan Pengurus Daerah (DPD) terdapat 27 daerah yang mengajukan mosi tidak percaya.
Baca juga:
Refly Harun: Oesman Sapta Merugikan Hanura ...
Gara-gara Mahar Pilkada, Pemimpin Hanura ...
Acara Munaslub Hanura dibuka pada pukul 09.00. Munaslub dihadiri Dewan Penasihat Hanura Chairuddin Ismail, Plt Ketua Umum Daryatmo, Sekretaris Jenderal Sarifuddin Sudding, Wakil Ketua Umum Nurdin Tampubolon, serta 27 Dewan Pimpinan Daerah dan 401 Dewan Pimpinan Cabang Partai Hanura. Restu Wiranto disampaikan tak lama setelah Munaslub digelar. Kemarin, Wiranto mengatakan tidak akan ada Musnaslub untuk menggantikan Oesman.
Pakar hukum tata negara, Refly Harun, berpendapat sebaiknya Partai Hanura tidak mempertahankan Oesman Sapta Odang sebagai ketua umum partai. Sebabnya, dia menilai masyarakat menaruh persepsi negatif terhadap Ketua Dewan Perwakilan Daerah itu. "Sebaiknya munculkan orang yang loyal tapi perspektifnya baik," ujarnya kepada Tempo, Kamis, 18 Januari 2018.
Menurut Refly, persepsi buruk itu nantinya bisa merugikan Hanura pada tahun politik 2018 hingga 2019. "Intinya politik kan matter of perception," kata dia. Sehingga, apabila Oesman dipertahankan, akan sulit membangun partai yang besar dan solid.