TEMPO.CO, Jakarta - Menggantikan Khofifah Indar Parawansa menjadi menteri sosial, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham akan tetap menghadiri sidang korupsi dengan sahabatnya, terdakwa Setya Novanto. "Kalau ada saudaranya dan sahabatnya ditimpa musibah, apapun posiai kita, kita harus berikan empati," kata Idrus di Istana Negara, Jakarta, 17 Januari 2018.
Menurut Idrus sikap seperti itu ada di dalam ajaran agama Islam. Bila seseorang meninggalkan temannya yang sedang kesulitan, kata dia, itu bukan sikap gentleman. "Saya kira agama juga tidak menginginkan seperti itu.” Menurut dia, jika ada saudara atau sahabat yang ditimpa musibah hukumnya wajib untuk didatangi.
Baca:
Idrus Marham: Keluarga Setya Novanto Perlu ...
Setya Novanto Kecelakaan, Idrus Marham ...
Kedekatan Idrus dan Setya dikenal sangat erat. Saat Setya menjadi Ketua Umum Golkar, ia memilih Idrus untuk mendampinginya sebagai sekretaris jenderal.
Saat Setya tersandung perkara korupsi pengadaan proyek Kartu Tanda Penduduk elektronik atau e-KTP, dan didesak mundur sebagai ketua umum Golkar, Idrus kerap membelanya. Idrus juga rajin menghadiri sidang-sidang Setya Novanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Bahkan saat Setya masih berstatus saksi, Idrus kerap mendampinginya saat dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi.
Baca juga:
Idrus Marham Yakin Setya Novanto Bakal ...
Dari Rumah Setya Novanto, Idrus Marham ke ...
Menjalani penyidikan sebagai tersangka, Setya ditahan KPK. Penasehat hukum Setya Novanto, Firman Wijaya mengatakan sedang mengajukan JC untuk kliennya. Firman mengatakan pihaknya sedang dalam proses konsultasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia meminta jaminan perlindungan untuk kliennya.
Juru bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan lembaganya masih mempelajari dan mempertimbangkannya. Pertimbangannya yakni terkait syarat-syarat untuk menjadi JC baik mengakui kesalahannya, bukan pelaku utama dan konsisten bersikap kooperatif.