TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menegaskan tidak ada mahar politik dalam pencalonan dia dan Gubernur Anies Baswedan pada pemilihan kepala daerah 2017. Sandiaga mengatakan Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto sangat profesional. "Pas pencalonan Pak Jokowi dan Ahok (dalam pilkada 2012) juga tidak ada," kata Sandiaga Uno di Balai Kota Jakarta, Jumat, 12 Januari 2017.
Sebelumnya, Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur La Nyalla Mattalitti menuduh Prabowo telah memintanya menyerahkan duit Rp 40 miliar. La Nyalla menduga uang itu untuk mahar politik terkait dengan pencalonannya sebagai Gubernur Jawa Timur dalam pilkada 2018.
Baca: Mengaku Diperas Prabowo, La Nyalla: Saya Berani Sumpah Pocong
"Saya dimintai uang Rp 40 miliar. Uang itu harus diserahkan sebelum tanggal 20 Desember agar bisa direkomendasikan," ucapnya kepada Tempo, Kamis, 11 Januari 2018.
Jika itu benar, Sandiaga menduga La Nyalla hanya salah mengartikan maksud Prabowo. Menurut Sandiaga, Prabowo mungkin bermaksud menanyakan kesiapan pembiayaan La Nyalla dalam pencalonannya.
"Memang politik membutuhkan biaya. Jangan sampai sudah mencalonkan tapi enggak punya biaya," tuturnya.
Infografis: Peluang Pasangan Jokowi Menghadapi Prabowo - Anies di Pilpres 2019
Sandiaga mengatakan pencalonan dia dan Anies Baswedan pada pilkada 2017 saja menghabiskan dana lebih dari Rp 100 miliar. Itu semua, ucap dia, telah dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
Lebih jauh, Sandiaga berharap, dalam pilkada 2018 nanti, para kandidat dapat menggunakan politik untuk bersilaturahmi. "Politik yang merangkul, bukan menyikut."
Sandiaga berujar, pelaksanaan pilkada 2018 dapat mencontoh proses pilkada di DKI yang dia klaim berjalan guyub dan rukun. Dia meminta para calon kepala daerah dapat berfokus pada isu yang mendorong kesejahteraan masyarakat, seperti pendidikan, gaji guru, dan harga bahan pokok. "Saya pikir itu harus jadi fokus utama," tuturnya.
M. ROSSENO AJI