TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi akhirnya menyatakan sikap soal perdebatan penenggalaman kapal antara Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Kelauatan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Ia berkata, dirinya mendukung argumen keduanya.
"Setiap menteri pasti memiliki kebijakan dan kebijakan itu pasti untuk kebaikan. Gak ada untuk menjelek-jelekkan. Semua saya dukung," ujar Presiden Joko Widodo saat dicegat awak media di Rakernas Kementerian Agraria, Rabu, 10 Januari 2018.
Sebagaimana telah diberitakan, perkara penenggalaman kapal tengah menjadi sorotan. Semuanya bermula dari Luhut yang menyarankan Susi untuk berhenti mengebom atau menenggelamkan kapal. Sebab, menurut Luhut, kapal yang biasa ditenggelamkan Susi bisa disita sebagai aset negara dan Susi bisa fokus ke hal lain seperti peningkatan ekspor ikan.
Baca juga: Dilarang Tenggelamkan Kapal, Susi Pudjiastuti: No Comment
Susi diduga mengira Luhut melarangnya untuk menenggelamkan kapal. Dalam cuitannya di media sosial Twitter, ia mengatakan bahwa penenggelaman kapal dizinkan oleh UU Perikanan dan hal itu harus disosialisasikan ke publik.
Sorotan ke perkara itu meningkat ketika Wakil Presiden Jusuf Kalla mengomentari perdebatan keduanya. Pria yang akrab disapa JK itu mengatakan bahwa UU Perikanan tidak menyatakan bahwa kapal illegal itu harus ditenggelamkan. Hal itu diatur dalam UU Perikanan Pasal 69 ayat 4 yang menegaskan bahwa penegak hukum dapat menenggelamkan kapal, tapi tak diharuskan.
Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa penenggelaman kapal yang biasa dilakukan Susi tidak salah. Sebab, hal itu memang diperlukan untuk penegakan hukum dan memberikan efek jera.
Nah, apa yang dikatakan Luhut juga tidak salah di mata Presiden Joko Widodo. Ia berkata, konsentrasi ke pengolahan ikan juga perlu di samping penenggelaman, terutama untuk mendorong ekspor ikan yang turun.
Baca juga: Dua Tahun Jokowi-JK, KKP Tenggelamkan Lebih dari 200 Kapal
"Makanya saya bilang ke Ibu Susi, sekarang konsentrasinya ke industri pengolahan ikan, terutama yang mendorong ekspor karena ekspornya lagi turun," ujar Presiden Jokowi.
Salah seorang sumber Tempo di pemerintahan menyatakan bahwa Presiden Jokowi sudah mengingatkan Luhut dan Susi soal masalah penenggelaman kapal ini. Harapannya, miskomunikasi yang terjadi bisa selesai dan tidak lagi terjadi perdebatan.