Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keluarga Inkumben di Pilkada 2018, Politik Dinasti Dianggap Biasa

image-gnews
Para peneliti dari Perludem Fadli Ramadhanil, Pusako Univ. Andalas Feri Amsari, ICW Donal Fariz, Lingkar Madani Ray Rangkuti, Pukat UGM Oce Madril, ICW Almas Sjafrina, mengikuti diskusi politik dinasti, korupsi dan Pilkada serentak, di Kantor ICW, Jakarta, 13 Januari 2017. Dalam diskusi ini para peneliti menyatakan masyarakat sebagai pemilih punya peran besar untuk memutus dinasti politik. TEMPO/Imam Sukamto
Para peneliti dari Perludem Fadli Ramadhanil, Pusako Univ. Andalas Feri Amsari, ICW Donal Fariz, Lingkar Madani Ray Rangkuti, Pukat UGM Oce Madril, ICW Almas Sjafrina, mengikuti diskusi politik dinasti, korupsi dan Pilkada serentak, di Kantor ICW, Jakarta, 13 Januari 2017. Dalam diskusi ini para peneliti menyatakan masyarakat sebagai pemilih punya peran besar untuk memutus dinasti politik. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang mengatakan politik dinasti di Indonesia sudah marak. Menurut dia, hal itu disebabkan oleh putusan Mahkamah Konstitusi mengenai penghormatan hak politik setiap warga negara.

"Sudah dianggap biasa saja, putusan MK tidak mempersoalkan hal ini," kata Sebastian kepada Tempo, Rabu, 10 Januari 2018. Pada Pilkada 2018, setidaknya ada enam bakal calon kepala daerah yang berasal dari dinasti politik, memiliki hubungan keluarga dengan inkumben.

Baca:

Larangan keluarga inkumben mencalonkan diri pernah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Kepala Daerah Pasal 7 huruf r. Namun Mahkamah Konstitusi membatalkan pasal ini dalam perkara uji materi pada tahun yang sama. 

Sebastian menuturkan politik dinasti di Indonesia banyak yang memanfaatkan fasilitas petahana. Calon kepala daerah yang memiliki hubungan kekerabatan dengan inkumben biasanya mendompleng popularitas untuk memenangkan pilkada. "Namun perhatian publik sangat kurang terhadap hal seperti ini," kata dia.

Partai Golkar, misalnya mengakui bahwa popularitas calon dari keluarga inkumben menjadi salah satu pertimbangan untuk diusung pada Pilkada. "Popularitas itu penting, semua partai ingin menang di Pilkada," kata Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid, Selasa, 9 Januari 2018. Tapi, Nurdin memastikan, dukungan partai terhadap bakal calon kepala daerah tetap diikuti penilaian terhadap kompetensi dan prestasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga:

Hal senada diutarakan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto. Selain mendukung Dodi Reza, PDIP mengusung Karolin Margret Natasha untuk menggantikan ayahnya, Cornelis, dalam pemilihan Gubernur Kalimantan Barat. "Yang tidak boleh itu jika dicalonkan karena nepotisme," kata Hasto.

Sebastian mengatakan ada kemungkinan kurang baik jika pemerintahan yang dipimpin oleh pemimpin yang berasal dari satu keluarga. "Kalau soal korupsi tidak bisa dipastikan, sebab kalau ada bukti korupsi pasti diproses secara hukum," ujar Sebastian.

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Pandjaitan menuturkan dinasti politik patut dicurigai sengaja dibentuk untuk melindungi praktik korupsi di pemerintahan sebelumnya. "KPK akan terus memantau mereka yang mulai membentuk dinasti," kata dia, Selasa, 9 Januari 2018.

CHITRA PARAMAESTI | HUSSEIN ABRI DONGORAN | AHMAD FAIZ | INDRI MAULIDAR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kader PSI Ade Armando Singgung Dinasti di Yogyakarta, Wakil Ketua DPRD DIY: Perlu Belajar Sejarah

1 hari lalu

Politisi Partai Solidaritas Indonesia, Ade Armando mengadakan konferensi pers untuk klarifikasi terhadap gugatan 200 miliar dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Jalan Cokroaminoto no. 92, Menteng, Jakarta Pusat. TEMPO/OHAN B SARDIN
Kader PSI Ade Armando Singgung Dinasti di Yogyakarta, Wakil Ketua DPRD DIY: Perlu Belajar Sejarah

Ade Armando semestinya lebih cermat dalam memberikan pernyataan, kecuali memang demikian sikap politiknya.


Pengamat Bilang Elektabilitas Prabowo-Gibran Unggul karena Publik Tak Sepenuhnya Paham Isu Politik Dinasti

8 hari lalu

Pengamat Bilang Elektabilitas Prabowo-Gibran Unggul karena Publik Tak Sepenuhnya Paham Isu Politik Dinasti

Nyarwi Ahmad mengungkapkan alasan elektabilitas Prabowo-Gibran tetap unggul karena isu-isu pelanggaran etik hakim MK dan politik dinasti belum sepenuhnya bisa dipahami publik.


Melki Sedek di Acara Sumpah Pemuda 2023: Politik Dinasti Hancurkan Mimpi Anak Miskin jadi Pemimpin

12 hari lalu

Ketua BEM UI Melki Sedek Huang menyampaikan orasi saat menggelar konferensi pers di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Minggu, 26 Maret 2023. Dalam kegiatan tersebut sejumlah organisasi pelajar pemuda mahasiswa, aliansi buruh, dan gerakan Rakyat menuntut Presiden dan DPR Batalkan UU Cipta Kerja Inkonstitusional. Hal tersebut menurut mereka telah menghina konstitusi dan merendahkan suara rakyat dengan tetap melakukan pengesahan Perppu Cipta Kerja menjadi Undang Undang, padahal diketahui bahwa Perppu tersebut diterbitkan secara melawan konstitusi oleh Presiden dan DPR karena telah melewati masa sidang berikutnya sebagaimana ketentuan Pasal 22 ayat (3) UUD 1945. TEMPO/M Taufan Rengganis
Melki Sedek di Acara Sumpah Pemuda 2023: Politik Dinasti Hancurkan Mimpi Anak Miskin jadi Pemimpin

Ketua BEM UI Melki Sedek Huang mengatakan Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang membuka peluang politik dinasti menghancurkan mimpi anak miskin


Survei SMRC Ungkap 63 Persen Responden Tidak Tahu soal Dinasti Politik Jokowi

18 hari lalu

Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani di Hotel Century Atlet, Jakarta, Kamis, 8 Desember 2016. Tempo/Egi Adyatam
Survei SMRC Ungkap 63 Persen Responden Tidak Tahu soal Dinasti Politik Jokowi

Dari 37 persen yang mengetahui, ada 68 persen percaya Jokowi membangun dinasti politik, 27 persen tidak percaya, dan 5 persen tidak menjawab.


Tim Kampanye Prabowo-Gibran di Yogya Siapkan Strategi Lawan Isu Politik Dinasti

25 hari lalu

Bakal calon wakil presiden, Gibran Rakabuming Raka (tengah) memberikan sambutan didampingi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Rosan P Roeslani (kiri) dan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani saat deklrasi susunan tim kampanye di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Senin, 6 November 2023. Koalisi Indonesia Maju mengumumkan susunan tim kampanye yang akan membantu pemenangan pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Gibran Rakabuming pada Pilpres 2024. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Tim Kampanye Prabowo-Gibran di Yogya Siapkan Strategi Lawan Isu Politik Dinasti

Sayap relawan muda setiap partai koalisi akan total dikerahkan demi membangun kepercayaan generasi muda pada pasangan Prabowo-Gibran.


Kultum Kebangsaan BEM UI, Haris Azhar Contohkan Politik Dinasti Korea Utara yang Memiskinkan

26 hari lalu

Disaksikan pembicara dan mahasiswa, Ketua BEM UI Melki Sedek Huang menyampaikan pandangannya dalam Kultum Kebangsaan di Lapangan Rotunda Kampus UI Depok, Selasa, 7 November 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kultum Kebangsaan BEM UI, Haris Azhar Contohkan Politik Dinasti Korea Utara yang Memiskinkan

Aktivis HAM Haris Azhar memberi peringatan bahaya politik dinasti seperti yang ada di Korea Utara. Hasilkan pelanggaran HAM dan memiskinkan.


Jokowi dan Tudingan Praktik Dinasti Politik

39 hari lalu

Suasana aksi damai yang diusung oleh Koalisi Masyarakat Sipil Penjaga Reformasi (Kompas Reformasi) di area Patung Kudang, Jakarta Pusat pada Kamis, 26 Oktober 2023. Masa menolak adanya isu politik dinasti yang dilakukan oleh Presiden Jokowi. TEMPO/Aisyah Amira Wakang.
Jokowi dan Tudingan Praktik Dinasti Politik

Tudingan dinasti politik terutama saat putranya yang juga Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming bisa maju sebagai cawapres Prabowo Subianto di Pilpres.


Bedah Politik Dinasti dalam Sistem Ketatanegaraan

39 hari lalu

Presiden Joko Widodo tampak memangku cucunya Jan Ethes saat naik andong di Yogyakarta, Sabtu malam, 7 Januari 2023. Selain bersama Jan Ethes, Jokowi berkeliling naik andong bersama Ibu Negara Iriana, putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka dan sang istri Selvi Ananda serta anak kedua mereka, La Lembah Manah. Foto: BPMI Setpres/Rusman
Bedah Politik Dinasti dalam Sistem Ketatanegaraan

Pengamat Hukum Tata Negara Bivitri Susanti menyebut MK telah melanggengkan politik dinasti dengan putusan terhadap gugatan batas usia capres cawapres.


Dinasti Politik di Sistem Pemerintahan Demokrasi: Ini Sejarah Munculnya Demokrasi

40 hari lalu

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam BEM Nusantara melakukan aksi demo di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Rabu 18 Oktober 2023. Mereka menyebut Mahkamah Konstitusi dengan sebutan Mahkamah Keluarga dan menilai putusan MK bakal memuluskan dinasti politik terkait kabar Gibran Rakabuming yang digadang-gadang bakal menjadi cawapres di Pilpres 2024. TEMPO/Subekti.
Dinasti Politik di Sistem Pemerintahan Demokrasi: Ini Sejarah Munculnya Demokrasi

Sistem pemerintahan demokrasi menggeser monarki atau dinasti. Kendati begitu, masih ada praktek dinasti politik di pemerintahan demokrasi.


Apa itu Dinasti Politik? Pengamat Hukum Tata Negara Nilai MK Langgengkan Politik Dinasti Jokowi

40 hari lalu

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka melihat sejumlah sepatu yang dipamerkan dalam acara Jakarta Sneakers Day, Senayan City, Jakarta, 3 Maret 2018. Bapak dan anak ini kompak bergaya santai dengan mengenakan kaus. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Apa itu Dinasti Politik? Pengamat Hukum Tata Negara Nilai MK Langgengkan Politik Dinasti Jokowi

Pengamat Hukum Tata Negara Bivitri Susanti menilai putusan MK itu melanggengkan dinasti politik karena Jokowi saat ini masih menjabat.