TEMPO.CO, Jakarta - Partai Gerindra hingga kini belum punya sikap di pemilihan gubernur Jawa Timur. Padahal pendaftaran pasangan calon gubernur dan wakil gubernur bakal ditutup oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Timur malam nanti pukul 23.59.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto meyakini pihaknya bisa segera menentukan sikap meski waktu pendaftaran tinggal hitungan jam. "Kami salat Istikharah dulu, biasanya di saat terakhir ada perkembangan," katanya dalam konferensi pers di kediamannya, Jalan Kertanegara Nomor 17, Jakarta, kemarin, Selasa, 9 Januari 2018.
Baca juga: Gerindra Pertimbangkan Usung Yenny Wahid di Pilgub Jatim 2018
Menurut Prabowo, situasi ini tak beda dibandingkan pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, tahun lalu. Saat itu, Gerindra bersama Partai Keadilan Sejahtera mendeklarasikan dukungannya untuk Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di detik-detik terakhir. Pendaftaran keduanya pun dilakukan sekitar 5 jam sebelum ditutup.
Ia menjelaskan wajar bila partai terkesan lambat memutuskan siapa pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusungnya di suatu daerah. Prabowo berujar tugas partai politik ialah mencari kandidat terbaik untuk ditawarkan ke masyarakat. "Jadi kami harus mencari calon terbaik untuk rakyat," ucapnya.
Dalam pemilihan gubernur Jawa Timur, Gerindra sebelumnya telah sepakat untuk berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional. Rencananya mereka akan membuat poros baru.
Namun hingga kini poros koalisi itu belum memiliki sikap. Bahkan pengurus wilayah PKS di Jawa Timur sudah mendeklarasikan dukungannya untuk Syaifullah Yusuf yang sudah diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Baca juga: Pilgub Jatim, Menunggu Sikap Gerindra, PAN, PKS di Detik Terakhir
Selain Syaifullah Yusuf ada satu pasangan calon lagi yang bakal bertarung di Jawa Timur. Mereka adalah duet Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak yang didukung oleh Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hanura, dan Partai NasDem, dan terakhir adalah Partai Amanat Nasional atau PAN.