TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah menyayangkan keputusan Partai Keadilan Sejahtera yang batal mengusung Deddy Mizwar dalam pemilihan gubernur Jawa Barat atau Pilgub Jabar 2018. Fahri menyatakan, ada miskomunikasi antara Deddy dengan PKS.
"Saya menyayangkan adanya miskomunikasi yang sebenarnya tidak perlu terjadi," kata Fahri di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu, 6 Januari 2018.
Fahri tak tahu persis apakah ada masalah antara Deddy dan PKS. Namun, menurut Fahri, putusnya dukungan PKS terkesan keduanya tiba-tiba tak bisa berkomunikasi. "Itu kayak ada yang tidak sabar dalam komunikasi," ujarnya.
Baca: Dedi Mulyadi Legowo Jadi Wakil Deddy Mizwar Pilkada Jawa Barat
Padahal, Fahri melihat Deddy telah menunjukkan loyalitasnya yang mendampingi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan selama lima tahun terakhir. Fahri menilai, Deddy adalah sosok yang sederhana dan apa adanya. Ia mengaku bergaul karib dengan Deddy selama belasan tahun.
PKS pernah mencalonkan Deddy Mizwar sebagai pendamping bagi Ahmad Heryawan dalam pilgub Jabar 2013. Keduanya berhasil menang dan menduduki kursi gubernur dan wakil gubernur periode 2013-2018.
Pada Pilgub Jabar 2018, PKS sebenarnya telah menyatakan dukungannya kepada Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu. Namun dukungan kepada Deddy dicabut. Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid mengunggah dokumen pakta integritas antara Deddy dan Partai Demokrat.
Baca: Berbalas Cuitan dengan Hidayat Nur Wahid, Deddy Mizwar Mohon Maaf
Hal ini yang menjadi salah satu penyebab PKS memutuskan dukungannya terhadap Deddy Mizwar. Pakta integritas tersebut diunggah lewat akun twitter @hnurwahid pada, Senin, 1 Januari 2018. "Saya mengunggah dokumen itu atas permintaan Deddy Mizwar sendiri agar permasalahan ini clear. Bukan kehendak saya untuk mengumbar," kata Hidayat saat dihubungi Tempo, Senin, 1 Januari 2018.