TEMPO.CO, Jakarta -Aksi terorisme masih menjadi momok bagi warga Indonesia dan Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian sebut di 2017 sebanyak 18 polisi gugur menjadi korban. Angka itu lebih banyak dari tahun sebelumnya yang berjumlah 12 polisi. Empat dari 18 polisi itu tewas akibat serangan teroris.
“Trennya meningkat dilihat dari jumlah anggota Polri yang gugur dan mengalami luka,” kata Tito di Ruang Rapat Utama Markas Besar Polri, Jakarta Selatan pada Jumat, 29 Desember 2017.
Baca : Jenderal Ikut Pilkada, Tito Karnavian: Why Not?
Tito mengatakan, jumlah anggota Polri yang menjadi korban aksi terorisme terus meningkat sejak 2015.
Pada 2015, sebanyak dua polisi terluka dan seorang polisi tewas. Sedangkan, pada 2016, sebanyak sebelas polisi mengalami luka dan seorang lagi gugur akibat serangan teroris.
Secara keseluruhan, jumlah teroris yang ditangkap polisi meningkat pada 2017. Detasemen Khusus 88 menangkap sebanyak 172 teroris. Sedangkan, pada 2016 polisi menangkap 163 teroris dan 2015 sebanyak 73 teroris.
Ilustrasi penjahat bersenjata atau terorist. TEMPO/Subekti
Dari 172 teroris yang ditangkap itu, sepuluh di antaranya telah divonis. Sebanyak 76 teroris juga tengah menjalani persidangan, sementara 68 di antaranya dalam proses penyidikan.
“Enam belas teroris meninggal dunia dalam penegakan hokum dan dua tewas saat melakukan aksi terror,” ucap Tito Karnavian. Mantan Kepala Densus 88 itu mengatakan, meningkatnya jumlah teroris yang ditangkap itu berkat gencarnya operasi pencegahan aksi terorisme, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru 2018.