TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia belum memulangkan empat warga negara Indonesia terduga teroris yang ditangkap di negeri jiran itu. Hingga kini, Kepolisian Diraja Malaysia masih menahan keempat terduga teroris itu. “Belum dideportasi sampai hari ini,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar Kepolisian RI Komisaris Besar Martinus Sitompul melalui pesan elektronik, Ahad, 24 Desember 2017.
Empat terduga teroris asal Indonesia itu ditangkap bersamaan pada 4 Desember 2017. Keempat WNI itu MST, 38 tahun, asal Maluku; AB (31), asal Banten; JU (35), asal Banten; dan SU (31), asal Jawa Tengah. Keempatnya ditangkap setelah ketahuan memasuki Malaysia secara ilegal menuju Filipina. Mereka juga diduga tengah menggalang dana untuk aksi terorisme di Marawi, Filipina.
Baca Juga:
Baca: WNI Ditangkap di Malaysia, Diduga Perekrut ISIS
Martinus sebelumnya menjelaskan, keempat teroris itu akan segera dideportasi apabila ada kepentingan penyidikan lebih lanjut oleh pihak Polri. Polri sendiri, menurut Martinus, telah meminta Malaysia untuk mendeportasi empat WNI itu. “Karena yang menangkap sana (Malaysia), kami tunggu keputusannya (kapan memulangkan empat WNI itu),” kata Martinus.
Kepolisian Diraja Malaysia menangkap 20 terduga teroris sepanjang 30 November-15 Desember 2017, di antaranya adalah lima WNI. Mereka menangkap Hanif, teroris bom panci di Buah Batu, Bandung, pada 30 November 2017, yang bersembunyi di Malaysia. Hanif dideportasi pada 12 Desember 2017.
Pada Sabtu, 9 Desember 2017, Kapolri Jenderal Tito Karnavian pergi ke Malaysia. Ia berkoordinasi dengan Kepolisian Kerajaan Malaysia untuk segera memulangkan para WNI terduga teroris itu ke Indonesia. "Mereka siap mendeportasi," ucap Tito.
Baca juga: Tito: Malaysia Tangkap WNI Terduga Teroris...
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan WNI terduga teroris Hanif tinggal di rumah temannya di Malaysia saat melarikan diri. Setyo dan Tito juga mengatakan WNI itu merupakan anggota jaringan teroris Indonesia dan Malaysia. "Itu sudah diakui sendiri oleh Malaysia," tutur Setyo.