TEMPO.CO, Jakarta- Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia Mayor Jenderal Sabrar Fadhilah mempersilahkan para pengamat untuk berpendapat soal pergantian Kepala Staf di tiga matra TNI. "Silahkan saja pengamat berpendapat," kata dia saat dihubungi Tempo pada Jumat, 22 Desember 2017.
Sabrar mengatakan pergantian Kepala Staf TNI merupakan proses yang alami. "Pergantian tersebut sesuai kebutuhan organisasi, yang dihadapkan kepada tugas-tugas ke depan," ujarnya.
Baca: Tiga Kepala Staf TNI Diperkirakan Akan Diganti pada 2018
Hal tersebut juga didukung oleh Wakil Ketua Komisi Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat Tubagus Hasanuddin. Dia menuturkan pergantian itu merupakan hal yang wajar. "Ya biasa-biasa saja, ketika orang pensiun kemudian tidak menjabat lagi, ya diganti," ujarnya.
Hasanuddin pun mengatakan, jika nantinya kepala staf diganti, tidak ada hubungannya dengan tahun politik 2018 dan 2019. "Diganti sebelum beberapa bulan masa pensiun, itu hal yang lumrah saja," kata dia.
Baca: Pengamat: Panglima TNI Batal Mutasi 16 Perwira Demi Tahun Politik
Pengamat militer dari Universitas Indonesia Andi Widjajanto memproyeksikan tiga matra di dalam TNI akan memiliki Kepala Staf yang baru di 2018. Diawali dengan Kepala Staf Angkatan Udara yang sebelumnya diisi oleh Marsekal Hadi Tjahjanto yang saat ini menjadi Panglima TNI.
Selain itu, kata Andi, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi akan pensiun pada Mei 2018. Maka, Angkatan Laut akan bersiap untuk pergantian Kepala Staf yang baru. Disusul Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono akan pensiun pada April 2019.
Menurut Andi, dalam menghadapi tahun politik 2018 dan 2019 maka para Kepala Staf tersebut akan diganti sejak tiga hingga enam bulan sebelum masa pensiun mereka. "Untuk mengamankan operasi pengamanan Pileg dan Pilpres 2019," ujarnya.