TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Penerangan Kodam XVII Cendrawasih, Kolonel Infanteri Muhamad Aidi membantah pasukan TNI telah melakukan penyisiran dan penembakan terhadap warga sipil di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua. "Semua berita itu tidak ada yang benar," katanya saat dihubungi Tempo, Kamis, 21 Desember 2017.
Aidi menuturkan bahwa anggota Koalisi untuk Keadilan, Hukum dan HAM Pegunungan Tengah Papua belum melakukan investigasi ke lapangan guna memverifikasi berita yang mereka dapatkan mengenai penembakan itu. "Saya sudah konfirmasi bahwa dia (anggota Koalisi Untuk Keadilan, Hukum dan HAM) mendapatkan laporan yang katanya dari warga di sana," ujar dia.
Baca: Aktivis HAM Minta TNI dan Polri Tidak Sewenang-wenang di Papua
Menurut Aidi, seharusnya anggota Koalisi untuk Keadilan, Hukum dan HAM Pengunungan Tengah Papua melakukan klarifikasi dan investigasi lapangan terlebih dahulu sebelum memaparkan pernyataan tersebut ke publik. "Kita investigasi sama-sama supaya terang (jelas)," ujarnya.
Sebelumnya, anggota Koalisi untuk Keadilan, Hukum dan HAM Pegunungan Tengah Papua menyampaikan pihaknya mendapatkan laporan adanya tindak kekerasan di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua, yang dilakukan oleh anggota TNI dan polisi .
Aidi menduga, mereka mendapatkan keterangan tersebut dari anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang ingin membuat kegaduhan. Warga Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua, kata Aidi, mendapat tekanan dari OPM, sehingga desa tersebut kosong. Warga di sana diintimidasi agar TNI tidak dapat mengorek tempat persembunyian anggota OPM. "Jadi kami ke sana menggunakan pesawat komersial dan kami ditembaki," tutur Aidi.
Baca: Selesaikan Persoalan Papua, Pemerintah Diminta Kedepankan Dialog
Aidi juga membantah adanya operasi gabungan dengan polisi menyusuri wilayah di sana. Wilayah Distrik Mugi, kata dia, berada di pegunungan dan sulit untuk akses ke sana. "Polisi tidak ada di sana, hanya TNI yang ada di sana," ucap dia.
Menurut keterangan pers dari Koalisi untuk Keadilan, Hukum dan HAM Pegunungan Tengah Papua, Civil Liberty Defenders, serta Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) situasi mencekam di Nduga, Papua berawal dari peristiwa penyerangan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) terhadap anggota TNI pada 12 Desember 2017.
Peristiwa tersebut menyebabkan operator excavator Yovicko Sondak meninggal dan satu anggota TNI Prada Didimus Abindodifu luka-luka. Atas kejadian tersebut, aparat gabungan melakukan penyisiran di Bandara Daragma, Distrik Mugi, Kabupaten Nduga. Namun TNI membantah adanya penyisiran tersebut.