TEMPO.CO, Bekasi – Aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror atau Densus 88 menangkap seorang terduga teroris dari sebuah toko helm di Jalan Raya Pekayon, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Rabu pagi, 20 Desember 2017.
Sejumlah dokumen disita dari lokasi penangkapan teroris. "Saya yang menandatangani berita acara barang bukti," kata pemilik kios, Aman Dalimunte, 60 tahun, kepada Tempo.
Barang bukti itu berupa tiga buah paspor, tiga telepon seluler, akta notaris sebuah yayasan, SIM card, kartu tanda penduduk, buku nikah, dan buku tabungan. "Tidak ada buku-buku berkaitan dengan jihad," ujar Aman.
Simak: Densus 88 Menangkap Seorang Terduga Teroris di Bekasi
Aman datang ke tempat penggerebekan setelah mendapat laporan dari petugas keamanan serta aparat kepolisian setempat sekitar pukul 07.30 WIB. Sampai di lokasi, Aman tak melihat terduga teroris yang belakangan diketahui berinisial M, 31 tahun, asal Jambi, itu. Di dalam, kata dia, hanya ada istri M yang sedang dimintai keterangan oleh polisi wanita.
Menurut Aman, tidak ada yang mencurigakan dari sosok M. Dia menyebut, ketika menempati kios tersebut, M telah menyerahkan fotokopi identitasnya. M menempati kios yang dibeli Aman sejak tahun 2000 itu setelah diambil alih dari pengontrak sebelumnya tiga bulan lalu. "Habis kontraknya Maret 2018, setahun nilai kontrak Rp 22 juta," tuturnya.
Simak: Tito: Malaysia Tangkap WNI Terduga Teroris Bom Panci Bandung
Ketua Rukun Warga setempat, Kojek, mengatakan meski sudah lebih dari tiga bulan tinggal di toko helm itu, M tak melapor ke pengurus lingkungan. Karena itu, penggerebekan tersebut membuat sejumlah warga terkejut. "Kami kaget dengan adanya penangkapan ini, selama ini aman-aman saja," ucapnya.
Muhtarudin, saksi penggerebekan, mengatakan puluhan aparat berseragam lengkap Densus 88 tiba di lokasi sekitar pukul 07.00 WIB. Menggunakan mobil pribadi dan dinas, mereka langsung berhenti di depan toko helm. "Toko sudah dalam kondisi buka."
Lihat: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Serpong
Muhtarudin tak sempat melihat proses penangkapan itu. Warga yang mendekat diminta menjauh serta melarang mengambil gambar. Ketika penggerebekan dilakukan, arus lalu lintas tak sampai ditutup. "Sempat macet parah, karena banyak yang ingin berhenti di depan lokasi," katanya.
ADI WARSONO