TEMPO.CO, Jakarta - Korban meninggal akibat longsor di lokasi penambangan galian pasir di kawasan galian C Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah telah berhasil diidentifikasi seluruhnya. Sebelumnya, hanya empat korban yang berhasil diidentifikasi.
"Empat lainnya adalah Martono, Sumarno, Mat Kenci dan Supriyanto," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Senin, 18 Desember 2017.
Baca: Longsor di Penambangan Pasir Magelang, 8 Orang Meninggal
Martono dan Sumarno adalah warga Dusun Dermo, Desa Bringin, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, sedangkan Mat Kenci dan Supriyanto adalah warga Dusun Kemburan, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang.
Empat korban meninggal lain yang sudah diidentifikasi adalah Zaenudin, Iwan Dwi dan Setiawan, warga Dusun Kemburan, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang serta Suparno warga Dusun Dermo, Desa Bringin, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
Baca: BPBD Magelang: 8 Penambang Pasir yang Tewas Pekerja di Lokasi
Longsor di area tambang pasir terjadi pada Senin, 18 Desember 2017, sekitar pukul 10.00 WIB. Seluruh korban baru selesai dievakuasi pada pukul 14.00 WIB. Dari data BNPB, total korban yang tertimbun longsoran adalah 16 orang. Sebanyak 8 orang di antaranya berhasil selamat, namun mengalami luka-luka.
Adapun 8 korban selamat adalah Herman, 27 tahun, Sukaedi (35), dan Nur Kholik (20). Mereka adalah warga Dusun Kudusan, Desa Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Korban selamat lainnya adalah Harsoyo, 30 tahun, warga Desa Ngeren, Kecamatan Grabag, Asnawi (22), warga Desa Garungan, Kecamatan Grabag, Samsuri (30) dan Royani (30), warga Dusun Jamblangan, Desa Bringin, Kecamatan Srumbung serta Suyatno (38), warga Kecamatan Godean Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Sutopo mengatakan, pada saat terjadi longsor tidak sedang turun hujan. Menurut dia, tebing lereng sungai yang curam hasil erupsi Gunung Merapi posisinya memang hampir tegak lurus sehingga mudah longsor.
Kecamatan Srumbung memang dikenal merupakan penghasil pasir sisa erupsi Gunung Merapi dengan kualitas bagus. Penambangan terlihat masif di kawasan itu. Truk-truk lalu lalang mengangkut pasir. Ada banyak kubangan-kubangan dari hasil tambang. Tebing-tebing di sekitar area tambang selama ini kerap longsor dan menimbun para penambang.
Longsor kali ini bukan yang pertama terjadi. Sebelumnya, beberapa kali penambang pasir juga tertimbun longsor di daerah Magelang. Kondisi tebing lereng yang ditambang yang hampir tegak lurus di kawasan pertambangan galian C dianggap membahayakan masyarakat sekitar, khususnya karena meningkatnya curah hujan saat ini. "Namun demikian, penambangan masih terus berlangsung. Tentu sangat berbahaya," kata Sutopo.