TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebut ada sejumlah nama di Partai Golkar yang saat ini menjadi rising star dan berpotensi menjadi superstar ke depan. Syaratnya, kepengurusan baru DPP Partai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto harus memberikan panggung lebih pada mereka untuk tampil.
Penentuan nama-nama tokoh bintang Golkar ini didapatkan LSI lewat riset kualitatif hasil focus group discussion, wawancara mendalam, dan analisis media.
Tokoh-tokoh tersebut terdiri dari Airlangga Hartarto, Idrus Marham, Nusron Wahid, Dedi Mulyadi, Meutya Hafid, Titiek Soeharto, dan Aziz Syamsuddin. "Mereka tokoh baru yang jadi favorit dan bisa sebagai darah segar. Kalau diberdayakan, diberi panggung, akan bersinar setelah Munaslub (Musyawarah Nasional Luar Biasa)," kata peneliti LSI, Ardian Sopa di Kantor LSI, Jalan Pemuda, Jakarta, Kamis, 14 Desember 2017.
Baca juga: Airlangga Hartarto Jadi Ketua Umum Golkar Gantikan Setya Novanto
Airlangga menjadi favorit karena publik butuh Golkar baru yang terkesan lebih bersih. Dalam survei LSI, Airlangga menjadi tokoh favorit responden untuk menjadi ketua umum Golkar menggantikan Setya Novanto.
Adapun Idrus Marham, kata Ardian, memiliki keunggulan lewat pengalaman organisasinya di Golkar. Terlebih Idrus berprestasi di bidang akademik yang berkaitan dengan politik. "Bisa dibilang ilmu silat politiknya yang paling lengkap," ujar dia.
Rising star selanjutnya datang dari kalangan masyarakat Islam, yaitu Nusron Wahid. Menurut Ardian, bila ia diberi panggung maka akan berperan penting tidak hanya untuk Golkar, tapi juga politik baru Indonesia.
Nusron selama ini dikenal lantang dan berani dalam mengambil risiko. "Ia juga akan menambah basis pemilih Islam, terutama dari kalangan NU (Nahdlatul Ulama) bagi Golkar," ujar Ardian.
Tokoh berikutnya adalah Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Ardian menjelaskan Dedi menjadi bintang dari provinsi dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia, yaitu Jawa Barat.
Menurut Ardian, Dedi dianggap mampu membawa pesan kultur yang toleran dan pro keberagaman. "Ia juga tokoh yang mengambil risiko dan berinisiatif bagi lahirnya Golkar baru," katanya.
Bintang selanjutnya menurut LSI adalah Ketua Badan Anggaran DPR Aziz Syamsuddin. Ardian berujar Aziz bisa menjadi model politisi zaman sekarang dan memiliki keunggulan menjadi idola kaum wanita.
Baca juga: Pengamat: Titiek Soeharto Tak Bisa Jual Nostalgia Orde Baru
Hal lain yang membuat Aziz masuk dalam daftar ini lantaran ia adalah orang yang ditunjuk langsung oleh Setya Novanto untuk menggantikannya menjadi Ketua DPR. "Jika diberi kesempatan dan kepercayaan, potensial menjadi bintang terang Golkar," kata Ardian.
Selain dari kaum adam, bintang Golkar ada pula dari kaum hawa, yaitu Meutya Hafid dan Titiek Soeharto. Meutya, kata Ardian, menjadi contoh bagaimana seseorang bisa sukses terlebih dahulu di profesinya sebelum terjun ke politik praktis.
Adapun Titiek memiliki modal lantaran ia adalah putri kandung Presiden Soeharto yang menjadi godftaher bagi Golkar sekian lama. Meski nama Soeharto sempat jelek di mata masyarakat pascareformasi, namun sejak 2005-2017 publik kerap menganggap Soeharto dan Soekarno sebagai presiden yang paling berkesan. "Titiek punya potensi mewarisi darah biru Soeharto dengan segala kelebihannya," ucapnya.