INFO JABAR - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan Jambore Desa (Jade) adalah arena bagi para kepala desa se-Jawa Barat untuk berbagi inspirasi dan menciptakan kebersamaan dalam membangun desa. “Ini bisa dibilang pertama kali digelar di Jawa Barat, bahkan di Indonesia. Ini agenda besar dalam upaya pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan," katanya saat menutup Jade 2017 di Bekasi pada 12 Desember 2017.
Jade 2017 berlangsung mulai 11-12 Desember 2017 di Lapangan JB, Desa Pasirsari, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi. Acara ini diikuti 5.312 kepala desa dan 645 lurah se-Jawa Barat.
Baca Juga:
Aher, sapaan akrab Ahmad menuturkan desa atau kelurahan harus ditempatkan sebagai subyek yang terus bergerak memanfaatkan setiap potensi yang ada. "Jadi desa tidak lagi kesannya lemah, miskin, terbelakang, apalagi dianggap primitif,” ujarnya.
Ahmad mencontohkan kehidupan desa di sejumlah negara, seperti Sudan, Maroko, dan Swedia, terbilang maju. Itu terwujud lantaran adanya optimalisasi sektor-sektor yang potensial.
Jawa Barat, kata Ahmad, memiliki kekhasan geografis dan demografis sehingga banyak potensi yang bisa dikembangkan. "Mempunyai potensi, harus dikelola dengan baik. Punya insan-insan terdidik harus kembali ke desa lagi. Maka ke depan tidak perlu khawatir, bisa saja kita jadi pemasok kebutuhan sandang dan papan," katanya.
Baca Juga:
Direktur Penataan dan Administrasi Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri Aferi S. Fudail mengatakan pihaknya mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang mengalokasikan bantuan desa hingga Rp 100 juta per desa. "Jawa Barat merupakan provinsi paling besar memberikan bantuan ke pemerintah desa. Dari 33 provinsi di Indonesia, hanya Jawa Barat yang melaksanakannya," tuturnya.
Dia berharap provinsi lain meniru Jawa Barat. "Di daerah lain, bantuan pada desa hanya diberikan bupati atau wali kota. Provinsi sangat-sangat terbatas," katanya. (*)