Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Muntaber, Bayi Icha Meninggal Setelah Ditolak Puskesmas

image-gnews
Ilustrasi bayi. indiatimes.com
Ilustrasi bayi. indiatimes.com
Iklan

TEMPO.CO, BREBES - Nasib malang dialami bayi perempuan asal Desa Sidamulya, Kecamatan Wanasari, Brebes. Bayi tujuh bulan bernama Icha Selfia meninggal dunia lantaran menderita sakit muntah dan berak (muntaber). Nyawanya tak tertolong karena tidak mendapat penanganan dari pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) setempat.

Icha meninggal dunia pada Minggu, 10 Desember 2017, sekitar pukul 10.00 WIB. Menurut orang tua Icha, Emiti, 32 tahun, anaknya mulai terlihat sakit pada Jumat malam. Saat itu dia membawa ke tukang urut di dekat rumahnya. “Tapi kata tukang urutnya diminta dibawa ke puskesmas,” kata Emiti saat ditemui di rumahnya, Senin, 11 Desember 2017.

Keesokan harinya, Sabtu, Emiti berjalan kaki membawa Icha dari rumah ke Puskesmas Sidamulya, yang jaraknya sekitar 1,5 kilometer. Tapi, sampai puskesmas, dia sama sekali tidak dilayani petugas setempat. “Saya datang ke puskesmas pada Sabtu, pukul 10.00 WIB. Tapi sampai sana tidak dilayani,” tuturnya.

Emiti mengaku saat itu sudah meminta petugas menangani anaknya segera. Namun petugas menanyakan apakah anaknya sudah terdaftar sebagai peserta Kartu Indonesia Sehat (KIS) atau tidak. Emiti hanya membawa KTP dan kartu Jamkesmas miliknya. “Anak saya belum punya kartu itu (KIS). Makanya mereka tidak mau melayani. Padahal sudah menunggu sampai setengah jam.”

Merasa tak ditanggapi petugas, dia lalu pergi ke bidan dekat rumahnya. Namun saat itu yang bersangkutan tidak ada. Emiti pun pulang ke rumah dan membeli obat di warung. Dia juga memberi anak ke-5 nya itu air susu ibu (ASI), tapi tidak juga sembuh. Sampai keesokan harinya, bocah yang lahir pada 21 Mei 2017 itu meninggal dunia. “Jam 10 pagi meninggal dunia,” tutur Emiti menahan air mata.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Emiti mengaku tak terima anaknya mendapat perlakuan seperti itu di puskesmas. Sebagai warga miskin, dia sering mendapat diskriminasi. “Seharusnya semua dilayani dengan baik,” katanya. Emiti saat ini tinggal di rumah semipermanen di RT 001 RW 004 Desa Sidamulya, Kecamatan Wanasari, bersama dengan empat anaknya. Suaminya, Saroi, 32 tahun, bekerja sebagai nelayan. Sampai sekarang Saroi belum tahu anak bungsunya meninggal. “Sudah dihubungi, tapi tidak aktif,” kata Emiti.

Kepala Puskesmas Sidamulya dr. Arlinda mengakui ada kesalahan pada anak buahnya. Menurut dia, petugas seharusnya langsung menangani pasien yang membutuhkan pertolongan, tidak harus melengkapi administrasi lebih dulu. “Kalau prosedur kegawatdaruratan, pasien itu harus segera dilayani. Untuk administrasi, bisa belakangan,” katanya saat dimintai konfirmasi.

Pihaknya mengaku sudah meminta klarifikasi terhadap petugas puskesmas yang saat itu sedang berjaga. Dia pun berjanji akan memberikan tindakan tegas bagi petugas yang bersangkutan. “Itu jelas human error ya,” ucapnya.

MUHAMMAD IRSYAM FAIZ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Heru Budi Ganti Nama Puskesmas Kelurahan jadi Puskesmas Pembantu

30 September 2023

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjadi pembicara dalam acara Hub Talk yang diinisiasi Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Dalam acara bertajuk
Heru Budi Ganti Nama Puskesmas Kelurahan jadi Puskesmas Pembantu

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengubah nomenklatur Puskesmas di tingkat kelurahan


Vaksin Booster Kedua untuk Lansia 60 Tahun ke Atas Sudah Tersedia di Puskesmas Jakarta Barat

25 November 2022

Seorang warga disuntik vaksin di sentra pelayanan Vaksin Covid 19 ke-1, 2, dan booster di kawasan Monas, Jakarta, Kamis 18 Agustus 2022. Peningkatan jumlah kasus harian yang signifikan di Tanah Air tidak diiringi dengan capaian vaksinasi booster. Cakupan vaksinasi booster di Indonesia masih rendah dibandingkan vaksinasi COVID-19 dosis pertama dan kedua. TEMPO/Subekti.
Vaksin Booster Kedua untuk Lansia 60 Tahun ke Atas Sudah Tersedia di Puskesmas Jakarta Barat

Pemerintah Kota Jakarta Barat memastikan vaksin booster untuk lansia 60 tahun ke atas sudah tersedia di Pusat Kesehatan Masyarakat.


Puskesmas di Jakarta Mulai Berikan Vaksin Booster Meski Terbatas

12 Januari 2022

Tenaga medis menyuntikkan vaksin Sinopharm saat kegiatan vaksinasi COVID-19 untuk ekspatriat di Gelanggang Remaja Tanjung Priok, Jakarta, Rabu 29 Desember 2021. Kegiatan itu diikuti oleh 49 orang ekspatriat atau warga negara asing (WNA) yang tinggal di Indonesia. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Puskesmas di Jakarta Mulai Berikan Vaksin Booster Meski Terbatas

Syarat mendapatkan vaksin booster adalah sudah lebih dari enam bulan setelah disuntikkan vaksin Covid-19 dosis kedua.


Tujuh Dokter Legendaris yang Mewarnai Sejarah Kedokteran Indonesia

24 Oktober 2021

Tim dokter RSUD Moewardi melakukan operasi katarak di RSUD Moewardi, Solo, Jawa Tengah (16/1). Operasi katarak secara gratis ini diikuti oleh sekitar 20 orang pasien kurang mampu. ANTARA/Hasan Sakri Ghozali
Tujuh Dokter Legendaris yang Mewarnai Sejarah Kedokteran Indonesia

Tanggal 24 Oktober diperingati sebagai Hari Dokter Nasional. Mari mengenang tujuh dokter legendaris yang mewarnai sejarah kedokteran Indonesia


Kartu Sehat Bekasi Dievaluasi, Pengamat: Penurunan Pelayanan

5 November 2018

Kartu Sehat Bekasi Berlaku di Rumah Sakit Jakarta
Kartu Sehat Bekasi Dievaluasi, Pengamat: Penurunan Pelayanan

Pengamat Unisma Bekasi, Adi Susila, mengatakan rujukan berjenjang bagi pengguna Kartu Sehat Bekasi menunjukkan penurunkan kualitas pelayanan.


Dibungkus Kerudung, Bayi Dibuang Ditemukan Masih Sehat

24 September 2018

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Dibungkus Kerudung, Bayi Dibuang Ditemukan Masih Sehat

Bayi dibuang ditemukan terbungkus kain kerudung dan dimasukkan tas kain di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin 24 September 2018.


Dana Kapitasi Puskesmas Tambal Defisit BPJS Kesehatan

19 September 2018

Pada 17 September 2018 Dewan Perwakilan Rakyat menggelar rapat yang membahas soal defisit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. HENDARTYO HANGGI
Dana Kapitasi Puskesmas Tambal Defisit BPJS Kesehatan

Pemerintah akan menggunakan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk Puskesmas yang selama ini belum terpakai untuk menambal defisit BPJS


Pendaftaran CPNS 2018, Bekasi Arahkan ke Dua Bidang Ini

17 September 2018

Sejumlah peserta mengikuti ujian calon pegawai negeri sipil (CPNS). TEMPO/Tony Hartawan
Pendaftaran CPNS 2018, Bekasi Arahkan ke Dua Bidang Ini

Seperti daerah lainnya, Pemerintah Kota Bekasi membuka pendaftaran CPNS 2018.


E-Jiwa, Cerita Puskesmas Cilandak Jaring 32 Pasien Gangguan Jiwa

22 Juli 2018

Penyadang gangguan jiwa di PSBL Harapan Sentosa, Jakarta Barat, 6 Januari 2016. Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta meluncurkan program klaster menjadi 3 bagian untuk penyandang gangguan jiwa psikotik ringan, sedang dan berat. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
E-Jiwa, Cerita Puskesmas Cilandak Jaring 32 Pasien Gangguan Jiwa

Mereka ditemukan melalui deteksi dini gangguan jiwa dengan inovasi elektronik kejiwaan atau e-Jiwa yang diluncurkan Puskesmas Cilandak sejak 5 Juni.


Begini E-Jiwa Lacak Penderita Gangguan Jiwa di Setiap Rumah

21 Juli 2018

Para Penyandang masalah kejiwaan dari panti sosial bina laras harapan sentosa cengkareng melakukan senam sebelum terjur kelapangan untuk bekerja di Kawasan Monas, Jakarta, 3 Desember 2014. TEMPO/Dasril Roszandi
Begini E-Jiwa Lacak Penderita Gangguan Jiwa di Setiap Rumah

Dari proyek pilot terhadap 1.025 orang di Cilandak, Jakarta Selatan, 32 terindikasi mengalami gangguan jiwa berat. Ada yang menolak dilacak.