TEMPO.CO, Jakarta - Museum hak asasi manusia, Omah Munir, menggandeng sejumlah seniman untuk mengkampanyekan HAM. Sebanyak 20 karya seni, di antaranya berupa poster, lukisan, hingga grafiti dari para seniman, dipamerkan di museum yang terletak di Jalan Bukit Berbunga, Batu, Jawa Timur, itu hingga sepekan mendatang.
Kurator Ivana Kurniawan menuturkan, sebanyak 20 karya seni tersebut telah diseleksi dari sekitar 50 karya yang masuk. Ia menyebut pameran ini sebagai upaya merespons situasi HAM saat ini. “Mengingat Munir menyalakan kemanusiaan dengan membumikan kembali prinsip-prinsip perjuangan Munir,” kata dia, Jumat malam, 8 Desember 2017. Ia menilai Munir Said Thalib telah memperjuangkan prinsip toleransi, penghormatan kepada martabat kemanusiaan, perjuangan untuk keadilan, dan semangat antikekerasan.
Baca: Konser Penggalangan Dana Omah Munir Dapat Rp 900 Juta
Omah Munir didirikan pada 8 Desember 2013 di rumah mendiang Munir Said Thalib. Munir adalah aktivis HAM yang meninggal dalam penerbangan Jakarta-Amsterdam pada 9 September 2004 karena diracun dengan arsenik. Museum itu didedikasikan sebagai tempat mengenang perjuangan penegakan HAM di Indonesia.
Direktur Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Alghiffari Aqsa, menilai langkah Omah Munir menggandeng para seniman tak akan menyelesaikan persoalan HAM yang menimpa Munir, namun cara itu bisa efektif mengkampanyekan HAM. “Penting karena mereka (seniman) bisa menyampaikan ketidakadilan HAM dengan mudah kepada masyarakat,” kata dia.
Aqsa menambahkan, kampanye HAM juga terus dilakukan sejumlah lembaga. Kemarin ia bersama teman-teman aktivis HAM menggelar kampanye bertajuk “Nafsu Pembangunan Abai Kemanusiaan” di depan Istana. Menurut dia, pemerintah saat ini berfokus membangun ekonomi tapi luput mengurusi persoalan HAM. Padahal, kata dia, HAM harus menjadi dasar pembangunan.
Baca: Suciwati Masih Yakin Dokumen TPF Munir Tak Hilang
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Yati Andriyani, terus mendesak pemerintah agar menyelesaikan kasus Munir. Menurut dia, kasus Munir dapat terungkap apabila Jokowi memiliki kemauan dan keberanian mengambil tindakan. “Jangan sampai pengungkapan kasus ini tersandera kepentingan,” kata Yati.
RIANI SANUSI PUTRI, EKO WIDIANTO