INFO NASIONAL - Operator penyediaan dan pelayanan air bersih untuk wilayah Barat DKI Jakarta, PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA), berkomiten melakukan pemberdayaan masyarakat. Bekerja sama dengan Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi–Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, PALYJA menyelenggarakan Pelatihan dan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi Bidang Bangunan Umum pada 5-7 Desember 2017.
Program pemberdayaan masyarakat berbasis kompetensi ini, diikuti 26 peserta warga binaan PALYJA yang tergabung dalam PALYJA Green Community (PGC) dan komunitas. PGC tersebar di tujuh wilayah, di antaranya Kedoya, Kebun Jeruk, Cilandak, Karet Tengsin, serta Gandaria Utara. Program pelatihan ini diharapkan memberikan manfaat bagi warga agar lebih mandiri dan menularkan ilmu kepada warga di sekitarnya.
Baca Juga:
Corporate Communications & Social Responsibilities Division Head PALYJA Lydia Astriningworo mengungkapkan, kegiatan ini sebagai kepedulian dan tanggung jawab sosial PALYJA di bidang edukasi dan lingkungan. Kegiatan seperti ini, merupakan fokus kegiatan corporate social responsibilities (CSR) PALYJA, yakni kesehatan dan pendidikan, bantuan kemanusiaan, pelestarian lingkungan hidup, dan air untuk semua.
“Banyak program CSR yang sudah berjalan, seperti pelatihan proses daur ulang sampah kering, penyediaan sarana kebersihan lingkungan, kompetisi kebersihan, pendampingan warga, serta pelatihan pengolahaan sampah organik. Tujuannya tentu untuk membentuk kemandirian masyarakat melalui program pelatihan dan pendampingan,” ujarnya.
Pelatihan Kontruksi Bidang Bangunan Umum sendiri baru pertama kali diadakan, dengan melihat potensi yang ada pada warga sekitar. Setelah pemetaan pada salah satu wilayah PGC, ternyata banyak warga yang perlu pemberdayaan ini. Terutama untuk sertifikasi, sehingga mampu bersaing dengan tenaga kerja asing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Baca Juga:
“Selama ini, kami umumnya memberikan pelatihan kepada ibu-ibu. Jadi, untuk Pelatihan dan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi Bidang Bangunan Umum, ini memang baru pertama kali kami adakan, khusus untuk pria. Tentu saja itu pun setelah kami lakukan pemetaan singkat pada salah satu komunitas yang kami bina,” katanya.
Selama tiga hari, warga pendapat pelatihan teori dan praktik, penilaian sesuai dengan standar instruktur, serta pemberian sertifikat. Salah satu instruktur, Lukityo Yudi, mengatakan secara teori disampaikan mengenai undang-undang jasa kontruksi (UUJK), masalah kesehatan dan keselamatan kerja (3K), kemudian teori-teori bangunan umum, seperti pekerjaan fondasi, pemasangan bata, kusen, dan pemasangan atap.
“Pada hari kedua, langsung praktik pemasangan bata dan keramik. Terakhir, uji kompetisi, wawancara oleh tim asesor, penilaian, dan pemberian sertifikasi. Uji kompetensi mengacu pada tiga hal, yaitu knowledge, skill, dan attitude,” tuturnya.
Rudi Sofian, peserta dari KPC GEMA BERSUCI (Komunitas Peduli Ciliwung Gerakan Masyarakat Bersih Ciliwung), mengaku pelatihan seperti ini sangat bermanfaat bagi diri dan lingkungan tinggalnya. Dia mengatakan bila dengan senang hati akan berbagi ilmu yang didapat dengan komunitas dan lingkungannya, tentang cara-cara yang benar dalam membangun fondasi atau membuat bangunan pada umumnya. (*)