TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo merotasi 85 perwira TNI sebelum ia pensiun. Gatot mengaku rotasi itu dia lakukan sebelum Presiden Joko Widodo mengumumkan nama Marsekal Hadi Tjahjono sebagai penggantinya.
"Saya tidak diberi tahu Presiden," kata Gatot pada Rabu, 6 Desember 2017, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Gatot menuturkan rotasi tersebut dilakukan secara bertahap sejak 30 November 2017. Dia menghadiri rapat dan menandatangani surat rotasi itu pada Senin, 4 Desember 2017. "Pada saat itu kami rapat dan kami belum tahu," ujarnya.
Baca: Gatot Nurmantyo Mutasi Besar-besaran Menjelang Pensiun
Setelah melakukan rapat dengan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Kepala Staf TNI Angkatan Laut, dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Gatot mengaku baru dihubungi Menteri Sekretaris Negara Pratikno ihwal nama jenderal yang ditunjuk Presiden. "Kalau saya diberi tahu nanti akan diganti Pak Hadi, sejak itu saya tidak boleh," tutur Gatot.
Ihwal perintah rotasi tersebut, menurut Gatot, secara legal masih dapat dia lakukan. Namun, secara etika, dia tidak dapat melakukan itu lagi. "Kalau ujug-ujug saya keluarkan tanggal 5 itu tidak tepat," katanya.
Baca: Mau Diganti, Jenderal Gatot Nurmantyo Diminta Tak Mutasi Perwira
Gatot mengaku sebelum tanggal 4 Desember 2017 dia tidak mengetahui sama sekali tentang nama jenderal yang ditunjuk Presiden untuk menggantikannya. "Saya sama sekali tidak tahu, saya tahunya setelah ditelepon oleh Mensesneg, setelah beliau menyerahkan surat ke DPR."
Jenderal Gatot Nurmantyo mengeluarkan surat keputusan tentang pemberhentian dan pengangkatan jabatan di lingkungan Mabes TNI. Surat dengan nomor Kep/982/XII/2017 itu menetapkan 85 perwira yang dihentikan, dimutasi, dan diangkat. Rinciannya adalah 46 perwira di TNI Angkatan Darat, 28 perwira di Angkatan Laut, dan 11 perwira di Angkatan Udara.