TEMPO.CO, Jakarta – Politikus Partai Golkar tak menyoal kedekatan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Hadi Tjahjanto dengan Presiden Joko Widodo sejak di Solo, Jawa Tengah. Keduanya dikenal dekat karena Marsekal Hadi pernah bertugas di Solo sebagai Kepala Bandara Adi Soemarmo, saat Jokowi masih menjabat Wali Kota Solo. Hadi kembali dekat dengan Jokowi sejak ditunjuk sebagai Sekretaris Militer Presiden.
“Bukti jejak rekam bahwa Beliau sudah pernah bekerja sama itu menurut kami justru baik,” jelas anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar, Bobby Rizaldi di gedung DPR, Jakarta, Selasa, 5 Desember 2017.
BACA:DPR Akan Tanyakan Kedekatan Hadi Tjahjanto dengan Presiden Jokowi
Bobby menjelaskan meski resiko dan potensi ancaman terhadap kenetralitasan Panglima TNI baru nantinya tetap ada mengingat tahun politik mendatang, dirinya tetap optimistis dengan Hadi Tjahjanto akan tetap netral dan independen.
"Saya rasa nggak masalah. Sesuai dengan tugas dan kewajibannya di UU No 34 tahun 2004 pasal 13 itu kan jelas koridor dan batasan-batasan kewajiban Panglima, selama Panglima TNI itu tidak melakukan mobilisasi-mobilisasi politik atau yang partisan saya rasa masih sesuai dengan koridor di UU No. 34," kata Bobby.
Wakil Ketua Komisi Pertahanan dari Fraksi Golkar, Meutya Hafid mengatakan bahwa diajukannya calon tunggal Panglima TNI merupakan sinyal bahwa Presiden sudah mempertimbangkan matang-matang. “Ini tanda bahwa Presiden yakin betul Beliau (Hadi Tjahjanto) adalah orang yang paling tepat untuk menjadi Panglima Tni yang baru nanti,” katanya.
Menurut Meutya, sosok Hadi Tjahjanto sudah cukup lama sering berhubungan dengan Komisi I DPR. Sehingga dirinya menilai bahwa Hadi Tjahjanto memiliki jejak rekam yang baik.
“Sampai saat ini kami belum menerima catatan yang buruk mengenai beliau yang masuk ke Komisi I. Sehingga kami lihat mudah-mudahan ini lancar (pencalonan Hadi Tjahjanto),” ujar Meutya.
Fraksi golkar sendiri pada Selasa, 5 Desember 2017 secara resmi menyatakan dukungan penuh dan persetujuan kepada calon Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
SATRIA DEWI ANJASWARI