JAKARTA - Politikus Partai Golkar Airlangga Hartarto mengklaim menjadi kandidat kuat Ketua Umum Partai Golkar. Sebanyak 31 Dewan Pimpinan Daerah yang setuju musyawarah nasional luar biasa disebutkan mayoritas memberikan dukungan pada Airlangga Hartarto
Namun, menjadi calon kuat Ketua Umum Golkar sekaligus menjabat sebagai Menteri Perindustrian membuat posisi Airlangga dipertanyakan. Akankah segera mundur dari jabatan?
Airlangga Hartanto menjawab pertanyaan itu dengan diplomatis ketika berkunjung ke kantor Tempo, Palmerah, Jakarta Barat pada Selasa, 5 Desemeber 2017. "Kabinet itu hak prerogatif presiden, yang penting sudah ngadep istilahnya," kata Airlangga.
Baca: SOKSI Desak Munaslub Partai Golkar Digelar Sebelum Natal
Airlangga mengaku, sejak awal ingin maju sebagai Ketua Umum Golkar, sudah meminta izin kepada Presiden Joko Widodo. Sebelumnya, hal itu dibenarkan oleh Juru Bicara Presiden Johan Budi. Namun, perihal apakah menteri terkait perlu mengajukan cuti atau bahkan mengundurkan diri juga, Johan mengaku belum bisa menjawabnya. Sebab, baik Presiden Joko Widodo maupun Wakil Presiden Jusuf Kalla belum menyatakan sikap soal itu.
"Di dalam pemerintah Presiden Joko Widodo, belum pernah ada menteri jadi Ketum lalu mundur atau tidak mundur. Belum ada contohnya. Kalau di pemerintahan presiden sebelumnya, memang ada," kata Johan Budi di Istana Kepresidenan, Senin, 4 Desember 2017.
Sebagaimana diketahui, Airlangga Hartarto telah memantapkan diri untuk maju sebagai calon Ketua Umum Golkar pasca inkumben Setya Novanto ditetapkan sebagai tersangka korupsi E-KTP. Bahkan, untuk menunjukkan keseriusannya, ia memborong sejumlah ketua DPD 1 Golkar menemui Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Musyawarah nasional luar biasa atau Munaslub Golkar akan digelar pada 15-17 Desember 2017. Salah satu agenda penting Munaslub itu adalah mengenai pergantian Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar. Seluruh kader Partai Golkar disebut menginginkan Munaslub itu segera digelar untuk mengembalikan citrapartai berlambang pohon beringin itu yang sempat buruk karena Ketua Umumnya terjerat kasus korupsi.
DEWI NURITA