TEMPO.CO, Bogor - Ketua Badan Pemenangan Pemilu I Partai Golkar Nusron Wahid mengungkapkan waktu pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar masih belum pasti. Dari kabar terbaru, kata dia, pelaksanaan Munaslub Golkar bisa mundur dari rencana.
"Teman-teman pengurus DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Golkar sedang bernegosiasi waktu dengan Plt (pelaksana tugas) Ketua Umum, Idrus Marham. Itu antara tanggal 16 dan 18 Desember 2017," ujarnya kepada awak media, Selasa, 5 Desember 2017.
Baca juga: Nusron Wahid Kembali Suarakan Pelengseran Setya Novanto
Sejumlah kader Golkar mendorong pelaksanaan munaslub seusai Ketua Umum Golkar nonaktif, Setya Novanto, ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik. Munaslub itu bertujuan menentukan nasib Setya di Golkar dan mencari penggantinya.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi sempat mengklaim Munaslub Golkar akan digelar pada pekan pertama atau kedua Desember. Adapun realistisnya, menurut dia, Munaslub Golkar digelar pada 15 Desember 2017.
Nusron melanjutkan, sejumlah kader berharap kepastian Munaslub Golkar segera didapat. Sebab, pemilihan kepala daerah serentak 2018 makin dekat dan sejumlah kader khawatir Golkar tidak bisa ikut karena tidak memiliki ketua umum dan sekjen definitif.
"Ada tanda tangan dari DPD 1 itu saja sudah bisa dianggap kegentingan. Kalau tidak ada Munaslub Golkar, tidak bisa ikut pilkada. Itu apa tidak genting?" ujarnya.
Ketika ditanyai soal perkembangan negosiasi terbaru antara pengurus DPP dan kader yang mendorong pelaksanaan Munaslub Golkar, Nusron Wahid berujar tengah terjadi perdebatan apakah mekanisme Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar akan diloncati atau tidak. Umumnya, munaslub diawali dengan rapat pleno serta rapimnas.