Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Siklon Tropis, Bernama Seindah Bunga Tapi Memakan Korban Jiwa

Reporter

image-gnews
Siklon Tropis Ancam Indonesia
Siklon Tropis Ancam Indonesia
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSiklon tropis bernama bunga sedang menjadi trending topic atau pembicaraan utama masyarakat Indonesia, siklon cempaka dan dahlia. Tak seindah namanya, siklon tersebut berdampak negatif. Bahkan, hingga menyebabkan puluhan korban meninggal dunia.

Siklon tropis adalah badai dengan kekuatan yang besar yang radiusnya rata-rata sekitar 150-200 kilometer. Sudah ada empat siklon yang berada di wilayah Indonesia yang namanya diberi nama dengan bunga sejak tahun 2008, yaitu siklon tropis Anggrek pada 2010, Bakung pada 2014, Cempaka pada 2017, dan Dahlia pada 2017. Pertanyaannya, kenapa harus nama bunga, bukan tokoh wayang, nama gunung, atau nama lainnya?

BACA:Begini Alasan Siklon Tropis di Indonesia Pakai Nama Bunga

"Penamaan menggunakan nama bunga agar mudah dikenal masyarakat dan tidak terkesan menakutkan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangan tertulis pada Sabtu, 2 Desember 2017.

Sejumlah warga melintas di tenda warung yang roboh akibat ombak laut di Pantaisari, Pekalongan, 1 Desember 2017. Siklon tropis dahlia menyebabkan di sejumlah titik di kawasan Pekalongan Utara banjir. ANTARA

Indonesia, kata Sutopo, menamakan siklon tropis yang masuk ke wilayah dengan menggunakan nama bunga setelah dibentuknya Pusat Peringatan Siklon Tropis (TCWC, Tropical Cyclon Warning Center) di Jakarta yaitu di BMKG pada 2008.

"Jadi jelas, tujuan utama penamaan siklon tropis agar orang-orang dengan mudah memahami dan mengingat siklon tropis di suatu wilayah," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan begitu, lanjut Sutopo, dapat membantu meningkatkan peringatan dini, kesiapsiagaan, manajemen bencana dan pengurangan risiko bencana dari pengaruh siklon tropis. TCWC Jakarta memilih menggunakan nama bunga asli Indonesia yang mudah dikenal. "Meskipun dampak siklon tropis bernama bunga ini tidak seindah dan seharum bunga," kata dia.

Baca: BMKG: Ada Siklon Tropis Cempaka, Waspadai Cuaca Ekstrem

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) selalu memantau penamaan siklon tropis di masing-masing regional. TCWC regional harus menyiapkan nama yang banyak dan mudah dihafal. Sebelumnya penamaan dilakukan acak dan bebas.

Sejak pertengahan 1900-an penamaan siklon tropis menggunakan istilah feminin. Sebelum akhir 1900-an, para ahli prakiraan cuaca di Hampshire Selatan memberi nama badai dengan nama pria. Agar sistem penamaan lebih terorganisasi dan efisien, para pakar meteorologi kemudian memutuskan memberi nama siklon secara alphabet.

Untuk TCWC Jakarta, kata Sutopo, sudah disiapkan nama bunga sesuai urut abjad yaitu Anggrek, Bakung, Cempaka, Dahlia, Flamboyan, Kenanga, Lili, Mangga, Seroja, dan Teratai. Sedangkan alternatif untuk menggantikan nama siklon yang pensiun menggunakan nama buah, yakni Anggur, Belimbing, Duku, Jambu, Lengkeng, Melati, Nangka, Pisang, Rambutan, dan Sawo.

DEWI NURITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

6 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


BMKG sebut Badai Siklon Tropis Tingkatkan Curah Hujan Beberapa Kota Besar di Indonesia

7 hari lalu

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan bibit siklon tropis baru 96S di sekitar Laut Sawu (10.2oLS 121.0oBT) dan diidentifikasi menunjukkan kecenderungan menguat secara perlahan dalam beberapa hari kedepan. BMKG
BMKG sebut Badai Siklon Tropis Tingkatkan Curah Hujan Beberapa Kota Besar di Indonesia

Waspada curah hujan akan semakin tinggi di beberapa kota besar Indonesia, akibat siklon tropis. Ini peringatan dari BMKG.


Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

11 hari lalu

Penumpang Kapal Motor (KM) Dobonsolo menggunakan sepeda motor saat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu, 14 April 2024. Kementerian Perhubungan memberangkatkan peserta mudik gratis pada arus balik Lebaran 2024 dengan rincian sebanyak 1.705 orang penumpang dan 663 unit sepeda motor melalui jalur transportasi kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang tujuan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan menggunakan Kapal Pelni KM Dobonsolo. TEMPO/M Taufan Rengganis
Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

Cuaca di Indonesia selama periode arus balik mudik hingga sepekan mendatang masih dipengaruhi oleh dua gangguan cuaca skala sinoptik.


BMKG Pantau Sirkulasi Siklonik hingga Labilitas Lokal Hari Ini, Bagaimana dengan Siklon Paul?

12 hari lalu

Ilustrasi Info BMKG. Google Play Store
BMKG Pantau Sirkulasi Siklonik hingga Labilitas Lokal Hari Ini, Bagaimana dengan Siklon Paul?

BMKG masih memantau sirkulasi siklonik di Laut Arafura untuk peringatan dini cuaca hari ini, Sabtu 13 April 2024.


3 Sirkulasi Siklonik dan Siklon Tropis Paul di Balik Peringatan Dini Hujan Lebat

13 hari lalu

Siklon Tropis Paul yang tumbuh dari bibit siklon di sebelah tenggara Papua pada Kamis 11 April 2024. Paul tumbuh ketika Siklon Tropis Olga mulai meluruh. Foto : X
3 Sirkulasi Siklonik dan Siklon Tropis Paul di Balik Peringatan Dini Hujan Lebat

Bukan hanya di Jakarta, potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang antara lain ada di seluruh provinsi yang ada di Pulau Jawa.


BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat Hari Ini, BRIN Sebut Bibit Siklon Baru

14 hari lalu

Ilustrasi Hujan (Pixabay)
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat Hari Ini, BRIN Sebut Bibit Siklon Baru

Sejumlah besar wilayah provinsi memiliki potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang pada hari ini, Kamis 11 April 2024.


Siklon Tropis Olga, Kualitas Udara Jakarta, dan Gelombang Tinggi Saat Mudik di Top 3 Tekno

16 hari lalu

Ilustrasi Siklon Tropis. bmkg.go.id
Siklon Tropis Olga, Kualitas Udara Jakarta, dan Gelombang Tinggi Saat Mudik di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini Selasa pagi ini, 9 April 2024, dipuncaki artikel yang menjelaskan keberadaan dan pengaruh dari Siklon Tropis Olga,


Berbeda dari Jakarta, Potensi Hujan Lebat Hadir di Banyak Provinsi Lain Hari Ini

16 hari lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
Berbeda dari Jakarta, Potensi Hujan Lebat Hadir di Banyak Provinsi Lain Hari Ini

Potensi hujan lebat sebagian karena pengaruh Siklon Tropis Olga yang masih terpantau di Samudera Hindia sebelah barat daya Sabu, Nusa Tenggara Timur.


Hujan Jabodetabek dan Bibit Siklon Baru, Waspada yang Mau Perjalanan Mudik

20 hari lalu

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan bibit siklon tropis baru 96S di sekitar Laut Sawu (10.2oLS 121.0oBT) dan diidentifikasi menunjukkan kecenderungan menguat secara perlahan dalam beberapa hari kedepan. BMKG
Hujan Jabodetabek dan Bibit Siklon Baru, Waspada yang Mau Perjalanan Mudik

Bibit siklon topis baru 96S telah terbentuk. Prediksinya menguat besok atau akhir pekan ini.


Masih Ada Siklon Tropis Nevile, Simak Daerah Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini

32 hari lalu

Ilustrasi Siklon Tropis. bmkg.go.id
Masih Ada Siklon Tropis Nevile, Simak Daerah Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini

BMKG masih menyertakan pengaruh Siklon Tropis Nevile dalam peringatan dini cuaca Minggu, 24 Maret 2024.