TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon menghadiri Reuni Alumni 212 di Monumen Nasional. Fadli mengatakan penyelenggaraan acara reuni akbar yang berbarengan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad ini tidak boleh dilarang oleh pihak mana pun.
"Kegiatan ini adalah kegiatan konstitusional, kegiatan yang dijamin oleh konstitusi kita, Pasal 28 UUD 1945 bahwa setiap orang berhak untuk berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat," kata Fadli di atas panggung Reuni Alumni 212, di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu 2 Desember 2017.
Baca Juga:
Baca: Maruf Amin Tak Hadiri Reuni 212, Fahri dan Fadli Zon Tetap Datang
Ia pun menilai kalau ada yang selalu brprasangka buruk kepada umat Islam berarti tak mengerti sejarah. Sebab, kata Fadli, melalui tokoh Islam dan Masyumi Muhammad Natsir, dunia Islam menyatakan mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Kalau ada yang melarang ceramah, kalau ada yang melarang pengajian, orang itu tidak mengerti sejarah," ujar dia.
Fadli pun memperingatkan agar tak ada lagi yang membenturkan Pancasila dan Islam. Sebab, keislaman sudah membuktikan perannya dalam menjaga NKRI dan kebhinekaan. "Umat Islam punya saham yang besar untuk mendirikan NKRI," ujarnya.
Ribuan orang memadati kawasan Monas untuk memperingati peristiwa Aksi Bela Islam pada 2 Desember 2016 atau dikenal Aksi 212. Sejumlah tokoh hadir pada acara ini seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Mantan Ketua MPR Amien Rais, serta pimpinan DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah.
Simak pula video: Reuni Alumni 212 di Monas
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pesan utama dalam aksi reuni akbar alumni 212 ini adalah persatuan. Ia juga menyinggung soal perbedaan yang tidak bisa dihindari dan pasti hadir dalam kehidupan sebagai warga negara. “Tapi persatuan jadi sesuatu yang bisa diperjuangkan," kata dia.
Menurut daftar acara, reuni ini akan diisi dengan berbagai kegiatan keagaman, seperti zikir bersama yang akan dipimpin oleh Arifin Ilham, nasyid, tilawah, dan pembacaan Al-Qur'an. Selain itu, ada juga berbagai sambutan dari organisasi masyarakat dan pembacaan hasil Kongres Alumni 212 oleh Slamet Maarif.