Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

JK: Pengawasan Birokrasi di Indonesia Sangat Banyak

image-gnews
Auditor Utama Keuangan Negara III BPK Rochmadi Saptogiri (kiri) mendengarkan keterangan saksi pada sidang lanjutan kasus suap pemberian opini wajar tanpa pengecualian (WTP) di Kemendes di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 15 November 2017. Sidang itu beragendakan pembacaan keterangan dari 7 orang saksi pejabat di Kemendes yaitu Muklis, Aisyah Gamawati, Bambang Setiobudi, Harlina Sulistyorini, Razali, Putut Edy Sasono, dan Jajang Abdullah. Tempo/Fakhri Hermansyah
Auditor Utama Keuangan Negara III BPK Rochmadi Saptogiri (kiri) mendengarkan keterangan saksi pada sidang lanjutan kasus suap pemberian opini wajar tanpa pengecualian (WTP) di Kemendes di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 15 November 2017. Sidang itu beragendakan pembacaan keterangan dari 7 orang saksi pejabat di Kemendes yaitu Muklis, Aisyah Gamawati, Bambang Setiobudi, Harlina Sulistyorini, Razali, Putut Edy Sasono, dan Jajang Abdullah. Tempo/Fakhri Hermansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan sistem pengawasan paling banyak. Saking banyaknya, satu lembaga bisa diperiksa lebih dari dua instansi untuk perkara yang sama. Mulai dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan), BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) hingga KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

"Gubernur, bupati itu diawasi berbagai instansi,” ujar pria yang akrab disapa JK itu di Rakornas Penyelenggaraan Pemerintahan tingkat Daerah, Jakarta, Kamis, 30 November 2017. Yang pertama mengawasi inspektorat. Jika kurang, ada aparat Kementerian Dalam Negeri.

Baca: Suap WTP, Sekjen Kemendes Akui Ada ...

“Apabila ada hal-hal yang terjadi, ada BPKP di pusat, ada BPK tapi tidak menghukum.” Lalu ada Kepolisian, Kejaksaan, dan KPK.

JK menyatakan bahwa pengawasan yang berlapis-lapis sebenarnya bukan hal yang buruk. Namun, juga patut dikritik. Pertama, sejumlah kepala daerah jadi takut mengambil kebijakan. “Banyak pemerintah daerah terlalu khawatir atau berat mengambil kebijakan karena takut tidak akan lolos di salah satu lapis pengawasan.” Mereka juga takut diperkarakan. Akibatnya, terjadi kelambatan.

Pengawasan yang berlapis-lapis juga berpotensi menjadi pengawasan yang tumpang tindih. Oleh karenanya ia meminta lembaga lembaga pengawas itu untuk saling berkoordinasi agar saling melengkapi, tidak tumpang tindih.

Baca juga: Dapat Opini WTP dari BPK, Sekjen Kemendes ...

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala daerah mengeluh karena sudah diperiksa BPK, diperiksa KPK dan diperiksa polisi sehingga habis waktu banyak untuk pemeriksaan. ”Dibutuhkan koordinasi."

Ia menyarankan agar kepala daerah tidak perlu takut mengambil kebijakan jika merasa benar. Jika takut berbuat, maka sama saja tidak menciptakan perubahan. "Andalah yang menentukan kebijakan, tapi menentukan dengan baik.” Sehingga tidak perlu ada langkah hukum oleh Kejaksaan, Kepolisian atau KPK.

“Jangan takut pada sistem pengawasan.” Kalau melakukan dengan benar, semua akan mendapat status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). “Asal jangan WTP dengan main mata juga," ujar JK mengingatkan.

Secara terpisah, Ketua KPK Agus Rahardjo menyampaikan bahwa ia mendukung integrasi sejumlah lembaga pengawasan agar tidak tumpang tindih. Menurut Agus, BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) bisa diintegrasikan dengan inspektorat untuk pengawasan internal.

Sedangkan pengawasan dari luar dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan. KPK hanya mengawasi kalau terjadi pelanggaran hukum. “Selama itu tidak dilakukan kan sebetulnya KPK tidak pernah mengawasi."


 

Iklan

JK


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

15 hari lalu

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla berjalan saat menghadiri acara gerakan masjid bersih 2024 di Masjid Akbar Kemayoran, Jakarta, Rabu, 6 Maret 2024. Kegiatan tersebut merupakan upaya berkelanjutan untuk mendorong terciptanya masjid yang bersih dan nyaman bagi umat Islam di seluruh Indonesia, khususnya dalam menyambut bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.


Tolak Munas Golkar Dipercepat, Jusuf Kalla: Harus Desember, Kalau Dipercepat Munaslub Namanya

35 hari lalu

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla berjalan saat menghadiri acara gerakan masjid bersih 2024 di Masjid Akbar Kemayoran, Jakarta, Rabu, 6 Maret 2024. Kegiatan tersebut merupakan upaya berkelanjutan untuk mendorong terciptanya masjid yang bersih dan nyaman bagi umat Islam di seluruh Indonesia, khususnya dalam menyambut bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Tolak Munas Golkar Dipercepat, Jusuf Kalla: Harus Desember, Kalau Dipercepat Munaslub Namanya

Jusuf Kalla menolak Munas Golkar dipercepat. Menurut dia, Munas Golkar sudah ditetapkan pada Desember 2024.


Jelang Pengumuman Rekapitulasi Pemilu, Anies dan Muhaimin Buka Puasa di Rumah JK

36 hari lalu

Capres nomor urut satu Anies Baswedan dan Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 Jusuf Kalla atau JK tiba di Pondok Pesantren DDI Mangkoso, Jalan. Mangkoso, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Rabu, 17 Januari 2024. Tika Ayu/Tempo
Jelang Pengumuman Rekapitulasi Pemilu, Anies dan Muhaimin Buka Puasa di Rumah JK

Anies dan Muhaimin akan menghadiri undangan buka puasa bersama JK sore ini. Menurut Timnas Amin ini adalah undangan terbatas JK ke beberapa tokoh.


Sudirman Said Sebut Bahas Hak Angket saat Bertemu JK dan Hasto PDIP di UI

46 hari lalu

Juru Bicara bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan, Sudirman Said, saat ditemui di Sekretariat Perubahan, Brawijaya, Jakarta Selatan, pada Rabu, 18 Oktober 2023. TEMPO/Daniel A. Fajri
Sudirman Said Sebut Bahas Hak Angket saat Bertemu JK dan Hasto PDIP di UI

Menurut Said, JK tak mau ada beban politik di pemerintahan selanjutnya. JK tak mau beban ekonomi dan politik digabungkan.


Apa Dasar JK Sebut Pemilu 2024 Terburuk dalam Sejarah Indonesia?

47 hari lalu

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla usai bertemu dengan Gerakan Nurani Bangsa di rumahnya Jalan Brawijaya Raya Nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. TEMPO/Bagus Pribadi
Apa Dasar JK Sebut Pemilu 2024 Terburuk dalam Sejarah Indonesia?

Menurut JK, Pemilu 2024 sudah diatur oleh pemerintah dan orang-orang tertentu. Sehingga ia menilai Pemilu 2024 sebagai pemilu yang terburuk dalam sejarah demokrasi Indonesia sejak 1955.


Jusuf Kalla Sebut Pemilu 2024 Terburuk, Mahfud Md: Pandangan Negarawan

47 hari lalu

Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD menunjukkan surat suara pemilihan Pemilu 2024 saat menngunakan hak pilihnya di TPS 106 Sambilegi Lor, Maguwoharjo, Depok, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu 14 Februari 2024. Mahfud MD bersama keluarga memberikan hak suaranya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Jusuf Kalla Sebut Pemilu 2024 Terburuk, Mahfud Md: Pandangan Negarawan

Mahfud Md mengatakan pernyataan Jusuf Kalla terkait Pemilu 2024 sebagai Pemilu terburuk sebagai pandangan seorang negarawan.


Jusuf Kalla Beri Catatan Soal Pemilu 2024, APBN Program Makan Siang Gratis, Bansos, dan Hak Angket DPR

48 hari lalu

Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla saat acara perpisahan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para menteri Kabinet Kerja periode 2014-2019 di Istana Negara, Jakarta, Jumat 18 Oktober 2019.  TEMPO/Subekti
Jusuf Kalla Beri Catatan Soal Pemilu 2024, APBN Program Makan Siang Gratis, Bansos, dan Hak Angket DPR

Jusuf Kalla atau JK mengomentari berbagai soal dalam Pemilu 2024, APBN makan siang gratis, hingga usung hak angket untuk indikasi kecurangan pemilu.


JK Sebut Pemilu 2024 Terburuk dalam Sejarah Indonesia

48 hari lalu

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla berjalan saat menghadiri acara gerakan masjid bersih 2024 di Masjid Akbar Kemayoran, Jakarta, Rabu, 6 Maret 2024. Kegiatan tersebut merupakan upaya berkelanjutan untuk mendorong terciptanya masjid yang bersih dan nyaman bagi umat Islam di seluruh Indonesia, khususnya dalam menyambut bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
JK Sebut Pemilu 2024 Terburuk dalam Sejarah Indonesia

JK menilai solusinya yang terbaik adalah mengklarifikasi mengenai kecurangan dan tidak transparannya pemilu tahun 2024.


Sosok Solihin GP dalam Kenangan Jusuf Kalla dan Bey Triadi Machmudin

51 hari lalu

Tokoh Jawa Barat Solihin Gautama Purwanegara alias Mang Ihin. (ANTARA)
Sosok Solihin GP dalam Kenangan Jusuf Kalla dan Bey Triadi Machmudin

Jawa Barat kehilangan tokoh legendaris, Solihin GP. Jusuf Kalla dan Bey Triadi Machmudin mengenang kepulangan pria yang akrab dipanggil Mang Ihin itu.


Solihin GP Wafat, Jusuf Kalla: Beliau Pejuang Bangsa

51 hari lalu

Solihin GP dan Presiden Soeharto (Dok. Facebook/Sejarah Sunda)
Solihin GP Wafat, Jusuf Kalla: Beliau Pejuang Bangsa

Jusuf Kalla menyebut, Solihin GP merupakan salah satu pejuang bangsa.