TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyiapkan anggaran khusus untuk menangani siaga darurat Gunung Agung. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei mengatakan pemerintah menyiapkan dana Rp 7,5 miliar untuk siaga darurat tersebut.
"Saat dinyatakan siaga darurat, kita sudah menyalurkan dana siap pakai Rp 2 miliar," ujarnya di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu, 29 November 2017.
Baca juga: Cerita Nyoman Nuarta Soal Letusan Gunung Agung dan Sihir di Bali
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Agung dari siaga menjadi awas mulai 27 November 2017, pukul 06.00 Wita. PVMBG merekomendasikan perluasan daerah zona berbahaya dalam radius 8 kilometer, sementara khusus di sektor utara-timur laut dan tenggara-selatan-barat daya 10 kilometer. Zona perkiraan bahaya itu bersifat dinamis dan sewaktu-waktu bisa berubah.
Willem mengatakan dana Rp 7,5 miliar telah disiapkan apabila diperlukan. Dia berujar anggaran itu telah disiapkan pemerintah jauh-jauh hari. "Jadi seperti itu, pada prinsipnya, dukungan anggaran tidak ada masalah," katanya.
Willem berujar pemerintah meyakinkan penanganan pengungsi Gunung Agung dilakukan dengan baik. Hal ini, kata dia, sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo. "Dari kebutuhan makanan, keperluan air bersih, termasuk permukiman, jadi harus bersih, harus sehat. Kesehatan, pendidikan, semua sudah dibahas," ujarnya.
Menurut Willem, kondisi Gunung Agung saat ini sedang dinamis dan tidak stabil. Hal itu, kata dia, ditunjukkan dengan gempa tremor (over scale) yang terjadi terus menerus hingga saat ini. "Dengan melihat kondisi ini, erupsi masih tidak pasti, kapan akan meletus, seberapa besar, masih belum tahu," tuturnya.
Willem menuturkan pemerintah daerah, yang didukung pemerintah pusat, kementerian lembaga, dan masyarakat, sedang mengantisipasi kemungkinan terburuk jika terjadi erupsi. Dia berujar, saat ini, pemerintah melakukan rencana operasi dari mensterilkan daerah bahaya, sistem peringatan dini, serta dukungan logistik. "Sumber daya semua sudah dikerahkan, konsep operasinya jelas, sampai kepada skenario bagaimana kalau terjadi erupsi (Gunung Agung)," ujarnya.