TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta masyarakat Bali untuk tetap tenang dalam menghadapi musibah erupsi Gunung Agung. Ia mengimbau agar masyarakat mengikuti saran serta imbauan pemerintah pusat dan daerah.
"Yang masih berada di radius 8-10 kilometer dari Gunung Agung betul-betul harus mengungsi untuk keselamatan," ujar Jokowi saat ditemui awak media usai menghadiri acara CEO Forum di Raffles Hotel, Jakarta Pusat, Rabu, 29 November 2017.
Baca: PVMBG: Gunung Agung Berpotensi Erupsi Lebih Besar
Jokowi mengatakan sudah menginstruksikan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana, TNI, Polri, Badan SAR Nasional serta kementrian terkait untuk bekerja sama dan memberikan dukungan kepada pemerintah daerah di Provinsi Bali. Jokowi meminta kepada pihak-pihak tersebut untuk memenuhi kebutuhan logistik pengungsi. "Kalau bisa jangan sampai ada korban," ujarnya.
Gubernur Bali I Made Mangku Pastika mengatakan sudah ada 40 ribu orang pengungsi yang mengisi 217 titik pengungsian pasca-erupsi Gunung Agung. Hal itu dikatakan Pastika saat melakukan video conference dengan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pariwisata Arief Yahya, Selasa, 28 November 2017.
Simak: Gunung Agung Erupsi, Gubernur Bali Sebut List Kebutuhan Mendesak
Pastika meminta dukungan untuk menangani pengungsi yang jumlahnya bertambah. "Potensi jumlah pengungsi dari 22 desa (terdampak) jumlahnya kira-kira 70 ribu, kami akan terus tunggu," ujar Pastika dalam video conference tersebut.
Dukungan yang diperlukan dari pemerintah pusat pun beragam, mulai dari logistik hingga akomodasi. Untuk 70 ribu pengungsi, kata dia, diperlukan ketersediaan beras hingga 25 ton per hari. "Juga uang lauk pauk sebesar Rp 10 ribu per kepala per hari. Kalau 70 ribu pengungsi, berarti Rp 700 juta per hari."
Pastika berkata pihaknya membutuhkan tambahan peralatan akomodasi untuk pengungsian, mulai dari terpal, matras, selimut, hingga kompor dan alat masak. Dia pun meminta kelengkapan sarana air bersih.