TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan dampak erupsi Gunung Agung sudah diantisipasi sejak jauh-jauh hari. Tempat-tempat pengungisan telah disiapkan pemerintah di lokasi-lokasi aman dari dampak erupsi.
"Kami sudah siap sebenarnya. Yang paling siap menghadapi bencana itu di Bali," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin, 27 November 2017.
Baca: Gunung Agung Awas, BNPB Perkirakan 100.000 Penduduk Dievakuasi
Menurut JK, Bali siap menghadapi bencana Gunung Agung karena tanda-tanda peningkatan aktivitas gunung tersebut sudah terlihat sejak beberapa pekan sebelumnya. "Ada tanda batuk-batuk dulu. Beda kalau gempa bumi. Gempa bumi tidak pakai tanda-tanda, langsung saja," ujarnya.
Ia menambahkan, persiapan menghadapi bencana gunung meletus juga dilakukan untuk Gunung Sinabung, Sumatera Utara. Karena itu, pada erupsi Gunung Agung, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat telah membangun tempat-tempat pengungsian.
"Pemerintah daerah dan pemerintah pusat Insya Allah menjamin. Berapa ribu orang diungsikan, akan tetap dijamin oleh pemerintah," ujarnya.
Seperti diketahui, sejak Senin pagi, 27 November 2017, erupsi Gunung Agung meningkat dari fase freatik menjadi magmatik. Peningkatan erupsi dari fase freatik ke magmatik ini terlihat dari kepulan abu tebal yang terus menerus mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak Gunung Agung.
Baca: Erupsi Gunung Agung, 5 Penerbangan Tujuan Denpasar Dialihkan ke Surabaya
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan kepulan abu yang terus-menerus kadang-kadang disertai erupsi eksplosif ditimpali suara dentuman lemah, terdengar sampai jarak 12 kilometer dari puncak Gunung Agung. "Ini menandakan potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi," kata Sutopo melalui siaran persnya, Senin, 27 November 2017.