TEMPO.CO, Jakarta- Anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat, Dave Laksono meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera mengirim nama-nama calon pengganti Panglima TNI. Ia berharap sebelum masa reses yang akan datang pada 13 Desember 2017, anggota Dewan sudah bisa melakukan mekanisme fit and proper test terhadap calon panglima.
"Info yang terakhir saya dengar itu dalam waktu dekat ini akan segera dikirim suratnya (oleh Jokowi). Harapannya sebelum akhir tahun kita sudah bisa memiliki Panglima TNI yang baru," kata Dave ditemui di kantor Fraksi Partai Golkar, Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan pada Jumat, 24 November 2017.
Baca: Jenderal Gatot Nurmantyo: Yang Ganti Saya Itu Presiden
Desakan ini juga sebelumnya disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi Luar Negeri TB Hasanuddin. Menurut Hasanuddin, pergantian ini sangat penting karena pada Maret 2018, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo akan memasuki masa pensiun. Selain itu, Komisi Pertahanan membutuhkan waktu yang cukup untuk melakukan penilaian terhadap calon pengganti Gatot Nurmantyo.
Dave mengatakan dari semua kepala staf yang ada saat ini, semuanya memiliki potensi yang sama untuk menggantikan Gatot. Namun, menurut Dave sejauh ini, yang memiliki masa dinas paling lama adalah Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjonto.
Baca: Jawaban Presiden Jokowi Soal Pergantian Panglima TNI
"Masing-masing kepala staf memiliki peluang yang sama. Tapi kalau dilihat dari tiga kepala staf itu, yang masa dinasnya paling lama adalah Kepala Staf Angkatan Udara, Pak Jenderal Hadi," kata Dave.
Dave juga berujar bahwa dirinya belum mengetahui, dari ketiga kepala staf tersebut siapa nanti yang akan menjadi pengganti Gatot Nurmantyo dan menjadi Panglima TNI. Menurut dia, keputusan tersebut berada di tangan Presiden Jokowi.
Saat ini tercatat Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) adalah Marsekal Hadi Tjahjanto, kemudian Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yakni Jenderal Mulyono, dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) yaitu Laksamana Ade Supandi. Kandidat Panglima TNI sesuai tradisinya disyaratkan harus berpangkat bintang empat dan pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan. Namun berbagai kalangan meminta Presiden Jokowi untuk memilih Panglima TNI yang baru berasal dari matra Angkatan Udara sesuai rotasi.