TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Pemenangan Pemilu Golkar Ali Mochtar Ngabalin menyebut dirinya sebagai pengganti Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Ia, kata Ali, mencalonkan dirinya sendiri sebagai yang pantas dipertimbangkan sebagai calon ketua umum apabila Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) digelar.
"Saya dong. Kau sebut namaku dong, jadi ketum. Di mana kekuranganku?" ujar Ali di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan pada Kamis, 23 November 2017.
Baca: Nusron Wahid: Golkar Akan Berhentikan Setya ...
Ada beberapa nama yang kerap disebut sebagai bakal calon pengganti Setya. Di antaranya Idrus Marham, Nurdin Halid, Azis Syamsudin, Zainudin Amali, Bambang Soesatyo, dan Airlangga Hartato. Tetapi, Ali kembali menyebut dirinya menjadi salah satu yang patut dipertimbangkan. "Kenapa tidak boleh? Boleh, dong," kata Ali.
Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar tetap mempertahankan Ketua Umum Setya Novanto dalam posisinya di DPR sebagai Ketua DPR. Rapat Pleno DPP Partai Golkar pada Selasa, 21 November 2017 memutuskan posisi Setya di DPR baru akan diputuskan setelah ada putusan praperadilan.
Baca juga: Titiek Soeharto Siap Jadi Ketum Partai Golkar ...
Ketua Harian DPP Golkar Nurdin Halid yang memimpin rapat pleno mengatakan keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan suasana batin Setya, para kader, dan konstituennya. "Kesimpulan pertama, menyetujui Idrus Marham sebagai pelaksana tugas sampai ada putusan praperadilan," kata Nurdin kepada media seusai rapat di kantor DPP Golkar, Jakarta.
Nurdin menjelaskan, bila nanti hakim tunggal praperadilan mengabulkan gugatan Setya Novanto, saat itu juga posisi pelaksana tugas akan berakhir.