TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla merespons berbagai langkah yang dilakukan Ketua Umum Golkar nonaktif, Setya Novanto, untuk tidak dilengserkan dari posisi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dan Ketua Umum Golkar.
Dengan nada santai, ia menganggap hal itu sebagai usaha keras Setya menyelamatkan diri. "Ya, namanya juga usaha kan, sah-sah saja. Itu usaha terakhir," ujar pria yang akrab disapa JK tersebut sambil terbahak ketika diwawancarai khusus oleh Tempo, Rabu, 22 November 2017.
Baca juga: MKD Akan Bahas Dugaan Pelanggaran Etik Setya Novanto Pekan Depan
Sebelum dan sesudah ditetapkan sebagai tersangka, Setya Novanto melakukan berbagai hal untuk menyelamatkan dirinya. Salah satunya menemui Presiden Joko Widodo untuk meminta pria asal Solo tersebut mengintervensi perkaranya. Hal itu terungkap lewat pengakuan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
Selain itu, Setya mengirim surat kepada DPP Golkar dan DPR untuk tidak melengserkan dirinya dari posisi ketua. Kepada keduanya, Setya meminta kesempatan membela diri sebelum dilengserkan.
JK melanjutkan, Setya sudah meminta pertolongan ke mana-mana untuk menyelamatkan dirinya. Selain ke Presiden Joko Widodo, dia meminta pertolongan ke kepolisian. Namun, kata JK, yang namanya meminta tolong bisa saja tak dituruti. "Orang boleh saja minta-minta, tapi belum tentu dikasih, kan?" ujarnya. Dia juga menegaskan hukum tak boleh diintervensi.
Baca juga: Pengamat: Setya Novanto Bisa Dilengserkan dari Kursi Ketua DPR
Ditanyai apakah Setya meminta tolong kepada dirinya juga, JK menjawab tidak. JK menduga karena Setya Novanto sudah tahu JK tidak pernah mendukung mantan penjual beras tersebut.
"Itu sudah sejak dulu, saat saya masih Ketua Umum Golkar. Coba kamu tanya, apakah saya pernah memberikan (jabatan) fungsional kepada dirinya," tutur JK.