TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Humas Kepolisian Kepala Daerah Papua Komisaris Besar Ahmad Musthofa Kamal mengatakan sekitar 300 warga pendatang yang sudah terlebih dulu dievakuasi pada Jumat, 17 November 2017, ternyata berasal dari luar Papua. Kamal menyebutkan bahwa 100 dari 300 orang itu datang dari Pulau Jawa.
“Dari Jawa Tengah, Jawa Timur,” ujar Kamal saat dihubungi Tempo pada Senin, 20 November 2017. Sedangkan sisanya tersebar selain dari Pulau Jawa.
Baca: Wiranto: 344 Korban Penyanderaan di Papua Akan Dikembalikan
Tim gabungan TNI dan Polri melakukan operasi evakuasi pertama terhadap warga yang diisolasi kelompok bersenjata di Desa Kimbely dan Banti, Papua pada Jumat pekan lalu. Menurut Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, pada pukul 09.30 WIT, Desa Kimbely dan Banti sudah dikuasai aparat keamanan.
Kamal menuturkan pemerintah daerah akan datang ke Timika untuk menjemput warga pendatang tersebut. “Tapi ada juga yang masih punya ongkos dan pulang sendiri,” kata dia.
Baca: Persoalan Baru Muncul Pasca Pembebasan Warga Mimika Papua
Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mengimbau warga yang sudah bebas sebaiknya tidak usah kembali. Ia menyebut warga yang telah berhasil dibebaskan diantaranya adalah para pendulang emas liar di lokasi. “Mereka pendulang liar dari lembah Freeport yang ada di Utikini,” ujarnya.
Menurut Tito, keberadaan para pendulang liar itu adalah masalah lama. Semasa ia menjadi Kepala Kepolisian Daerah Papua selama dua tahun, ia melihat para pendulang liar menimbulkan banyak masalah sosial. "Narkotika, HIV, maka ini momentumnya," ucap Tito. Jika para pendulang liar ini kembali, ia menduga mereka bisa disandera lagi dan menimbulkan masalah sosial.