TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Partai Golkar DIY berharap Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar segera saja menyiapkan musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk menentukan pengganti Ketua Umum Setya Novanto yang kini resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Kami berharap Munaslub dipercepat untuk menyelamatkan, mengevaluasi, dan memulihkan nama partai atas kasus yang terjadi," ujar tokoh senior yang juga Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar DIY, John Keban kepada Tempo Senin 20 November 2017.
Baca: Syarat Ketua Golkar Pengganti Setya Novanto Versi Akbar Tandjung
John menuturkan, terseretnya Setya Novanto dalam pusaran kasus korupsi KTP elektronik menjadi pukulan bagi Partai Golkar. Terlebih dalam waktu dekat, tahun 2018 merupakan tahun politik yang padat dan membutuhkan figur pemimpin partai untuk menguatkan konsolidasi partai menghadapi pemilu baik pemilu legislatif maupun pemilihan presiden. "Golkar saat ini sedang berada pada masa kebangkitannya, adanya kasus ini harus segera dicari solusi agar partai ini bisa mantap menghadapi tahun politik 2018," ujar John.
John menuturkan, dalam pekan ini Golkar DIY akan menggelar konsolidasi daerah untuk merumuskan usulan bersama terkait agenda munaslub termasuk tokoh tokoh pengganti Setya Novanto yang dinilai layak memimpin partai. "Sejauh ini kami masih setuju usulan Ketua Dewan Pakar Partai Golkar (Agung Laksono) untuk menggelar munaslub pada Desember 2017, karena lebih cepat lebih baik," ujarnya.
BACA: JK Pertanyakan Wibawa Setya Novanto sebagai Pemimpin
Sedangkan soal sosok pengganti Setya Novanto yang dianggap layak, John belum mau bersuara. "Ada banyak calon pengganti Ketua Umum yang layak, masih kami rumuskan," ujarnya.
Ketua Dewan Pertimbangan DPD I Partai Golkar DIY, Gandung Pardiman sebelumnya kepada wartawan menyatakan agenda paling utama bagi Golkar saat ini hanyalah menyelamatkan partai. Agar elektabilitas partai tak terus merosot maka munaslub adalah solusinya. Gandung menuturkan dari hasil komunikasi dengan pengurus DPD I Golkar se- Indonesia ada 21 DPD I mendukung segera Munaslub dan 11 DPD masih belum bersikap serta satu DPD menolak Munaslub.
PRIBADI WICAKSONO