TEMPO.CO, Medan – Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap kepengurusan KAHMI (Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam) yang baru bisa disegani oleh berbagai pihak. Sebab, dirinya tidak ingin KAHMI dipimpin oleh orang yang diburu-buru.
“Kami tidak ingin kepemimpinan KAHMI sama dengan kepemimpinan orang yang diburu-buru,” ujar pria yang akrab disapa JK tersebut ketika menutup Munas Ke-10 KAHMI di Istana Maimun, Medan, Sumatera Utara, Ahad, 19 November 2017.
Baca juga: Diminta Turun Gunung ke Golkar Karena Setnov, JK: Saya di Darat
JK menjelaskan, ia ingin KAHMI tidak dipimpin oleh orang yang diburu karena ia ingin kepemimpinan KAHMI membawa kebanggaan bagi anggotanya. Lagipula, kata ia, pengurus atau presidium KAHMI dipilih untuk menjadikan organisasi tersebut menjadi organisasi yang dihargai dengan tujuan-tujuan yang baik.
Kalaupun memang ada masalah di dalam kepengurusan KAHMI, JK berkata hal tersebut harus diselesaikan dengan baik-baik. JK mengaku sempat mendengar kabar-kabar miring perihal seleksi pengurus KAHMI.
"Tapi, kalau benar, harus diselesaikan juga dengan cara-cara etika yang baik," kata JK.
Nah, perihal siapa pemimpin yang diburu-buru, JK tidak menyebutkan ataupun menjelaskan siapa pemimpin yang ia maksud. Namun, jika dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa nasional akhir-akhir ini, maka pemimpin yang lagi diburu adalah Ketua DPR dan Ketua Umum Golkar Setya Novanto.
Setya Novanto, yang berstatus tersangka korupsi E-KTP, sempat kabur dari rumah untuk menghindari penjemputan KPK. Namun, belakangan ia berhasil ditahan setelah mengalami kecelakaan kendaraan bermotor di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan.
Dalam kasus korupsi E-KTP, Setya Novanto disebut mengatur proses pengadaan untuk menguntungkan dirinya. Dan, menurut fakta persidangan, dirinya telah merugikan negara Rp2,3 triliun dalam proyek pengadaan E-KTP.
AMIRULLAH, ISTMAN MP