TEMPO.CO, Medan - Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak memiliki niatan turun gunung ke Golkar untuk menyelamatkan partai itu dari dampak penahanan ketuanya, Setya Novanto, selaku tersangka korupsi E-KTP. Ia berseloroh, dirinya tak pernah ada di gunung.
"Saya tidak pernah di gunung, tetap di darat," ujar pria yang akrab disapa JK itu seusai menutup Munas ke-10 KAHMI di Medan, Sumatera Utara, Minggu, 19 November 2017.
Baca juga: Syarat Ketua Golkar Pengganti Setya Novanto Versi Akbar Tandjung
Sebelumnya, KPK secara resmi telah mengeluarkan surat perintah penahanan untuk Setya Novanto pada Jumat kemarin. Dan, surat penahanan itu berlaku dari 17 November 2017 hingga 6 Desember 2017.
Menurut surat penahanan itu, Setya Novanto seharusnya ditahan di rumah tahanan (rutan) Klas I Jakarta Timur cabang KPK. Namun, karena ia menderita kecelakaan yang berujung pada cedera di kepala, Setya Novanto ditahan dalam kondisi dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Di saat bersamaan, posisi Setya Novanto di Golkar digoyang. Sejumlah kader mendorong penggantian ketua umum partai berlambang pohon beringin tersebut. Salah satu nama yang kerap disebut sebagai calon adalah Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
JK menjelaskan, dirinya tidak akan terjun Golkar untuk meredam gejolak yang terjadi karena dirinya sudah bukan pengurus lagi. Ia berkata, dirinya sudah tidak berhak mewakili Golkar.
Adapun JK meminta masyarakat untuk bersabar terhadap proses hukum Setya Novanto. Ia tidak ingin sampai ada intervensi. "Proses hukum sudah berjalan," ujarnya mengakhiri.
AMIRULLAH, ISTMAN MP