TEMPO.CO, Timika - Pasukan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI, yang tergabung dalam Satuan Tugas Terpadu Operasi Penanggulangan Kelompok Bersenjata, hingga kini masih terus disiagakan di Desa Banti dan Kimbely, Distrik Tembagapura, Mimika, Papua. Mereka masih disiagakan untuk melakukan proses rehabilitasi masyarakat setempat.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, dalam proses rehabilitasi itu, aparat melakukan pemulihan terhadap warga yang selama tiga pekan terakhir mengalami kondisi traumatis mental, fisik, dan psikis akibat tekanan atau intimidasi oleh kelompok bersenjata. "Mudah-mudahan hal ini mendapat sambutan baik, terutama oleh pemda setempat, agar upaya pembinaan kepada masyarakat di Banti dan Kimbely secepatnya dipulihkan kembali," katanya pada Sabtu, 18 November 2017.
Baca: Polda Papua Imbau 21 DPO Kelompok Bersenjata Menyerahkan Diri
Kamal mengatakan proses rehabilitasi warga di kedua desa itu akan terus dilakukan untuk memulihkan kondisi mereka dari rasa takut serta memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat dari upaya pendudukan kembali oleh kelompok bersenjata. "Kehadiran aparat TNI dan Polri di sana sebagai wujud negara hadir untuk melindungi rakyatnya," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi mengatakan pasukan TNI dan Polri masih akan berada di Banti dan Kimbely hingga situasi keamanan di wilayah itu benar-benar pulih seperti sebelum adanya kelompok bersenjata. "Pasukan kami belum ditarik dan masih berada di sana. Bahkan tadi pagi sudah ada penambahan pasukan dari Brigif 20 Ima Jaya Keramo Timika dan Brimob dipimpin langsung oleh Komandan Brigif 20/IJK Kolonel Infanteri Frits Pelamonia untuk memulihkan situasi dan kondisi di Banti dan Kimbely," ucapnya.
Baca: Begini Detail Proses Pembebasan Sandera di Mimika Papua
Pada Jumat, 17 November 2017, pasukan gabungan TNI dan Polri membebaskan 344 warga sipil yang selama tiga pekan terisolasi oleh kelompok bersenjata di Desa Banti dan Kimbely serta area longsoran Kali Kabur. Pembebasan ratusan warga sipil itu berlangsung cukup dramatis lantaran kelompok bersenjata terus menembaki aparat dan warga dari wilayah ketinggian. Meski demikian, hingga proses evakuasi berakhir, tidak ada aparat serta warga yang terluka.