Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Meski Berat, Indonesia Dukung Eliminasi Tuberkulosis pada 2030

image-gnews
Seorang warga binaan penderita TB di ruang isolasi  Poliklinik Rutan Kelas 1 Cipinang, Jakarta, 24 Februari 2015. Rutan Cipinang telah memiliki program pengendalian tuberkulosis/TB, dimana semua tahanan baru wajib melakukan screening atau pemeriksaan gejala TB dan HIV/AIDS. TEMPO/Dasril Roszandi
Seorang warga binaan penderita TB di ruang isolasi Poliklinik Rutan Kelas 1 Cipinang, Jakarta, 24 Februari 2015. Rutan Cipinang telah memiliki program pengendalian tuberkulosis/TB, dimana semua tahanan baru wajib melakukan screening atau pemeriksaan gejala TB dan HIV/AIDS. TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia mendukung Deklarasi Moscow untuk Eliminasi Tuberkulosis (TB) Tahun 2030 yang dibahas dan disepakati pada acara First Global Ministerial Conference Ending TB in theSustainable Development Era di Moskow, Rusia, 16-17 November 2017. ”Indonesia siap menjadi bagian dari koalisi global untuk eliminasi TB pada tahun 2030.” Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kemanusiaan, Puan Maharani menyampaikannya dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu, 18 November 2017.

Perwakilan Indonesia dipimpin oleh Menteri Puan dan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek. Acara itu dihadiri 75 Menteri Kesehatan dan lebih dari 900 delegasi dari lebih 100 negara. Acara dibuka langsung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca: Puan Maharani: Tuberkulosis Tantangan Berat ...

Deklarasi Moscow yang telah dibahas sejak Mei 2017 menghasilkan enam komitmen para menteri dari seluruh dunia untuk mengakhiri TB sesuai dengan target SDGs 2030. Pertama, mengatasi semua determinan epidemi TB, termasuk melalui komitmen tingkat tinggi, implementasi dan pendekatan multi-sektor. Kedua, melakukan upaya percepatan pencapaian target Universal Health Coverage melalui penguatan sistem kesehatan.

Ketiga, melaksanakan upaya untuk mengurangi risiko peningkatan dan perluasan resistensi obat dengan memperhatikan upaya global memerangi Resistensi Anti-Mikroba. Keempat, menjamin penyediaan anggaran yang cukup dan berkelanjutan, khususnya dari sumber dalam negeri dan memobilisi sumber daya luar negeri bila diperlukan.

Kelima, meningkatkan penelitian dan pengembangan, rapid up take untuk alat dan diagnosa, perawatan dan pencegahan baru dan lebih efektif, termasuk vaksinasi dan menjamin mengembangkan pengetahuan baru menjadi aksi nyata. Dan, secara aktif mengajak seluruh masyarakat dan komunitas yang terdampak dan berisiko TB.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga: Menteri Nila Moeloek Hadiri Pembahasan ...

“Para Menteri juga berkomitmen untuk meningkatkan respon terhadap TB dalam agenda pencapaian target SDGs." Menurut Puan, pemerintah akan menjamin anggaran yang cukup dan berkelanjutan untuk agenda itu, meningkatkan pengetahuan, penelitian dan inovasi, serta mengembangkan kerangka tanggung jawab multi-sektor. Meski begitu, Puan mengakui menghilangkan TB merupakan suatu tantangan berat.

Dalam Deklarasi Moscow, para menteri berkomitmen meningkatkan respon terhadap tuberkulosis dalam agenda pencapaian target SDGs, menjamin anggaran yang cukup dan berkelanjutan, meningkatkan pengetahuan, penelitian dan inovasi, serta mengembangkan kerangka tanggung jawab multi-sektor.

Untuk menindaklanjuti Deklarasi Moscow, para menteri akan membahasnya pada dalam Sidang Majelis Umum Persatuan Bangsa Bangsa, September 2018 di New York, Amerika Serikat.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

21 hari lalu

Warga saat melakukan pemeriksaan Rontgen Thorax saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC


Pimpinan MPR Minta Komitmen Pencegahan Tuberkulosis

24 Maret 2023

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat
Pimpinan MPR Minta Komitmen Pencegahan Tuberkulosis

Perpres 67/2021 menargetkan pada 2030 harus terjadi penurunan angka kejadian TB.


Musim Pancaroba, Simak Jenis-jenis Batuk yang Perlu Diwaspadai

11 Agustus 2022

Ilustrasi wanita batuk. Freepik.com/Jcomp
Musim Pancaroba, Simak Jenis-jenis Batuk yang Perlu Diwaspadai

Batuk paroksimal atau batuk rejan merupakan penyakit menular melalui droplet individu yang terinfeksi di udara bebas. Biasanya berlangsung 6-10 pekan.


Forum G20 untuk Penanganan Tuberkulosis, Berikut Poin Kesepakatannya

31 Maret 2022

Suasana Hari Kedua G20 tentang
Forum G20 untuk Penanganan Tuberkulosis, Berikut Poin Kesepakatannya

Forum G20 menyampaikan pentingnya kemauan politik untuk mengakhiri penyakit tuberkulosis atau TBC.


Penyakit yang Paling Mematikan di Indonesia Sebelum Pandemi Covid-19

31 Maret 2022

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono di sela acara G20 bertajuk
Penyakit yang Paling Mematikan di Indonesia Sebelum Pandemi Covid-19

Sebelum pandemi Covid-19 terjadi, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebutkan penyakit yang paling mematikan di Indonesia.


Ahli Paru di G20: Penanggulangan TBC Bisa Belajar dari Penanganan Covid-19

31 Maret 2022

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Ahli Paru di G20: Penanggulangan TBC Bisa Belajar dari Penanganan Covid-19

Untuk menyelamatkan pasien TBC, tidak hanya membutuhkan investasi dalam bentuk uang, melainkan juga keterampilan mengatasi stigma tuberkulosis.


Ada Pengecekan TBC Lewat Skrining X-ray Mobile, Masuk Mobil Langsung Difoto

31 Maret 2022

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono di sela acara G20 bertajuk
Ada Pengecekan TBC Lewat Skrining X-ray Mobile, Masuk Mobil Langsung Difoto

Kementerian Kesehatan menerapkan skrining x-ray mobile di sejumlah provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera untuk mendeteksi dini TBC.


Ahli Paru: TBC Belum Sepopuler Covid-19, padahal Sama-sama Berbahaya

31 Maret 2022

Suasana Hari Kedua G20 tentang
Ahli Paru: TBC Belum Sepopuler Covid-19, padahal Sama-sama Berbahaya

Ahli kesehatan berharap pemerintah, akademisi, dan industri memperhatikan kondisi tuberkulosis atau TBC sebagaimana Covid-19. Sama-sama berbahaya.


Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Mendorong Investasi Dunia untuk TBC

30 Maret 2022

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan paparan tentang penanggulangan Tuberkulosis atau TBC dalam acara G20 tentang
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Mendorong Investasi Dunia untuk TBC

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, setiap tahun Tuberkolusis Bacillus atau bakteri TBC menginfeksi 10 juta orang.


Hari Tuberkulosis Sedunia: WHO Beberkan Data TBC dan Prioritaskan Generasi Muda

24 Maret 2022

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Hari Tuberkulosis Sedunia: WHO Beberkan Data TBC dan Prioritaskan Generasi Muda

TBC adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru seseorang.