Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesia Dukung Eliminasi TB Tahun 2030 pada Deklarasi Moskow

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Menko PMK Puan Maharani menyampaikan sambutan dalam Penandatanganan Nota Kesepahaman lima menteri dalam rangka kerjasama antara Industri dan SMK di Kementerian Perindustrian, Jakarta, 29 November 2016. TEMPO/Amston Probel
Menko PMK Puan Maharani menyampaikan sambutan dalam Penandatanganan Nota Kesepahaman lima menteri dalam rangka kerjasama antara Industri dan SMK di Kementerian Perindustrian, Jakarta, 29 November 2016. TEMPO/Amston Probel
Iklan

TEMPO.Co, Jakarta – Pemerintah Indonesia mendukung Deklarasi Moscow untuk Eliminasi TB Tahun 2030 yang dibahas dan disepakati pada acara First Global Ministerial Conference Ending TB in the Sustainable Development Era di Moskow, pada16-17 November 2017 lalu.

Dalam acara tersebut, perwakilan Indonesia dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kemanusiaan, Puan Maharani, dan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek.

Baca: TB Paru Menyerang Masyarakat Papua

”Indonesia siap menjadi bagian dari koalisi global untuk eliminasi TB pada tahun 2030,” ujar Puan Maharani dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Sabtu, 18 November 2017.

First Global Ministerial Conference Ending TB in the Sustainable Development Era dihadiri oleh 75 Menteri Kesehatan dan lebih dari 900 delegasi dari lebih 100 negara. Pembukaan acara tersebut dipimpin langsung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Deklarasi Moscow yang telah dibahas sejak Mei 2017 lalul ini, menghasilkan enam poin komitmen menteri dari seluruh dunia untuk mengakhiri TB sesuai dengan target SDGs 2030.

Pertama, mengatasi semua determinan epidemi TB, termasuk melalui komitmen tingkat tinggi, implementasi dan pendekatan multi-sektor. Kedua, melakukan upaya percepatan pencapaian target Universal Health Coverage melalui penguatan sistem kesehatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketiga, melaksanakan upaya untuk mengurangi risiko peningkatan dan perluasan resistensi obat dengan memperhatikan upaya global memerangi Resistensi Anti-Mikroba. Keempat, menjamin penyediaan anggaran yang cukup dan berkelanjutan, khususnya dari sumber dalam negeri dan memobilisasi sumber daya luar negeri bila diperlukan.

Kelima, meningkatkan litbang, rapid up take untuk alat dan diagnosa, perawatan dan pencegahan baru dan lebih efektif, termasuk vaksinasi dan menjamin mengembangkan pengetahuan baru menjadi aksi nyata. Terakhir, secara aktif mengajak seluruh masyarakat dan komunitas yang terdampak dan berisiko TB.

“Para Menteri juga berkomitmen untuk meningkatkan respon terhadap TB dalam agenda pencapaian target SDGs, menjamin anggaran yang cukup dan berkelanjutan, meningkatkan pengetahuan, penelitian dan inovasi, serta mengembangkan kerangka tanggung jawab multi-sektor,” kata Puan.

Dalam Deklarasi Moscow, para menteri juga berkomitmen untuk meningkatkan respons terhadap TB dalam agenda pencapaian target SDGs, menjamin anggaran yang cukup dan berkelanjutan, meningkatkan pengetahuan, penelitian dan inovasi, serta mengembangkan kerangka tanggung jawab multi-sektor.

Untuk menindaklanjuti Deklarasi Moscow, para menteri tersebut akan membahasnya pada High-Level Meeting mengenai TB dalam Sidang Majelis Umum Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) pada bulan September 2018 di New York, Amerika.

M. YUSUF MANURUNG

Iklan

TB


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

28 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.


Waspadai TB Laten, Simak Penjelasan Spesialis Paru tentang TBC tanpa Gejala Ini

49 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Waspadai TB Laten, Simak Penjelasan Spesialis Paru tentang TBC tanpa Gejala Ini

Masyarakat diminta mewaspadai bahaya TBC laten yang bisa tanpa gejala. Bagaimana mengetahui kita tertular penyakit ini?


Guru Besar FK UI Erlina Burhan Dorong Penggunaan AI untuk Diagnosis Tuberkulosis

21 Februari 2024

Guru Besar Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr dr Erlina Burhan saat ditemui usai dikukuhkan sebagai Guru Besar di UI Salemba Jakarta, Sabtu, 17 Februari 2024. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari
Guru Besar FK UI Erlina Burhan Dorong Penggunaan AI untuk Diagnosis Tuberkulosis

Indonesia sumbang 10 persen penyakit TB di dunia, Erlina Burhan tawarkan diagnosis TB gunakan AI dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar FK UI


Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

21 Februari 2024

Prof. Dr. dr. Erlina Burhan M. Sc.,Sp.p. Ui.ac.id
Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

Erlina Burhan paparkan bahasan penanganan tuberkulosis di pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar FK UI. Ia tawarkan SIG untuk deteksi TB.


FKUI Uji Klinis Final Vaksin Baru untuk TBC Tahun Ini

18 Februari 2024

Guru Besar Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr dr Erlina Burhan saat ditemui usai dikukuhkan sebagai Guru Besar di UI Salemba Jakarta, Sabtu, 17 Februari 2024. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari
FKUI Uji Klinis Final Vaksin Baru untuk TBC Tahun Ini

Setiap satu jam ada 16 orang meninggal karena TBC di Indonesia saat ini. Vaksin baru diharap mampu memangkas banyak jumlah korban dan waktu pengobatan


Memprihatinkan, Kasus TBC di Indonesia Masih Urutan Kedua Dunia

8 November 2023

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Memprihatinkan, Kasus TBC di Indonesia Masih Urutan Kedua Dunia

Pakar pulmonologi menyebut kasus TBC di Indonesia masih tinggi karena berada di urutan kedua teratas di dunia.


Kasus TBC Indonesia Nomor 2 di Dunia, Apa Kendala Pengentasan?

1 Agustus 2023

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Kasus TBC Indonesia Nomor 2 di Dunia, Apa Kendala Pengentasan?

Kasus TBC di Indonesia sangat tinggi, salah satunya karena penderita yang tidak disiplin meminum obat sesuai jangka waktu yang dianjurkan.


Syarat Sembuh Pasien TBC, Teratur Jalani Pengobatan

1 April 2023

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Syarat Sembuh Pasien TBC, Teratur Jalani Pengobatan

Pada prinsipnya bisa sembuh asal diketahui lebih cepat dan pasien berobat teratur. Pengobatan pasien TBC juga dapat mencegah menularkan penyakit.


Kementerian Kesehatan Detekesi 700 Ribu Kasus Tuberkulosis pada 2022

31 Maret 2023

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Kementerian Kesehatan Detekesi 700 Ribu Kasus Tuberkulosis pada 2022

Menteri Kesehatan minta seluruh jajarannya untuk prioritaskan pencarian penderita Tuberkulosis dengan target terdeteksi sebanyak 90 persen pada 2024.


Waspadai Batuk Lebih dari 2 Minggu, Bisa Jadi TBC

30 Maret 2023

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Waspadai Batuk Lebih dari 2 Minggu, Bisa Jadi TBC

Dokter menyarankan bila mengalami batuk berdahak lebih dari dua minggu, segera berkonsultasi ke dokter untuk mendeteksi TBC.