TEMPO.CO, Medan - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan mengapresiasi jajaran keamanan dalam usaha pembebasan warga Desa Kimberly dan Kampung Lonsoran, Papua, dari penyanderaan. "Salam hormat untuk pasukan gabungan TNI-Polri yang berhasil membebaskan warga dari kelompok bersenjata. Ini bukti TNI dan Polri kita kompak menjaga kedaulatan," ujar Zulkifli saat pembukaan Musyawarah Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam pada Jumat, 17 November 2017.
Zulkifli mengajak seluruh masyarakat tidak mudah terpengaruh informasi-informasi yang sangat mudah tersebar melalui berbagai media. Ia meminta masyarakat mempercayakan kondisi keamanan Indonesia kepada TNI-Polri.
Baca: Panglima TNI: TNI Siapkan Segala Kemungkinan Hadapi Penyanderaan
Sebanyak 1.300 orang di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, diduga disandera kelompok bersenjata sekitar sepekan. Tim gabungan TNI-Polri membebaskan para sandera pada Jumat, 17 November 2017.
Adapun Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Abdul Kharis Almasyhari menuturkan peristiwa dugaan penyanderaan 1.300 penduduk yang dilakukan Organisasi Papua Merdeka di Kampung Kimbely dan Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, itu mencederai kedaulatan Indonesia. Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini mengatakan, meski sandera berhasil dibebaskan tim gabungan TNI-Polri, petugas harus mampu menangkap dan menyeret pelaku untuk diproses hukum.
Menurut dia, setiap jengkal tanah republik ini harus aman dari rongrongan kelompok macam itu. “Jangan biarkan mereka kabur dan membuat kejahatan kembali pada kemudian hari serta mencederai kedaulatan NKRI," ucap Kharis dalam keterangan tertulis, Sabtu, 18 November 2017.
Baca juga: Polisi Dinilai Manipulasi Kabar Penyanderaan ...
Kharis turut mengapresiasi keberhasilan tim gabungan yang berhasil membebaskan sandera dengan mengedepankan dialog dan menjunjung hak asasi manusia. Upaya ini dinilai sebagai langkah besar bagi komitmen Indonesia di mata dunia Internasional. "Bahwa kita bisa melakukannya."