TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung kembali menyuarakan pergantian Ketua Umum Setya Novanto. "Tidak ada langkah lain, Golkar harus segera melakukan perbaikan. Golkar harus segera menyiapkan pergantian kepemimpinan," ujarnya setelah pembukaan Musyawarah Nasional Kahmi di Medan, Jumat, 17 November 2017.
Akbar menyatakan, saat ini, dukungan untuk Partai Golkar terus menurun. Hal itu membuktikan pimpinan Golkar saat ini tak mampu memberdayakan semua pemangku kepentingan untuk kemajuan partai. Menurut Akbar, keberhasilan partai bergantung pada sosok pemimpinnya.
Baca juga: Cerita Akbar Soal Habibie Undang Tokoh Golkar Bahas Setya Novanto
Masih menurut Akbar, seorang pemimpin harus mampu membawa partai yang dipimpinnya mendapatkan respect dan perhatian dari masyarakat. Selain itu, kepemimpinan partai harus mempunyai legitimasi yang kuat dengan salah satu indikatornya mampu menempatkan kadernya untuk duduk di Dewan Perwakilan Rakyat mewakili masyarakat.
Apalagi dalam dua tahun mendatang Golkar akan banyak menghadapi berbagai agenda politik. Baik dalam pemilihan kepala daerah 2018 maupun pemilihan presiden 2019, Golkar harus mempersiapkan agar calon-calon yang diusungnya berhasil.
Karena itu, Akbar berharap pengurus Partai Golkar hari ini segera mengambil langkah-langkah konkret terkait dengan kondisi partai saat ini.
"Waktu tidak panjang, kita harus menuntaskan sekarang. Kita harus punya pemimpin yang betul-betul bisa melaksanakan tugas-tugas untuk memajukan partai," ucapnya.
Baca juga: Generasi Muda Golkar Adukan Kasus Setya Novanto ke Akbar Tandjung
Setya kini menjadi tersangka dalam kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik. Ia sempat menghilang saat hendak dijemput paksa KPK di rumahnya pada Rabu 15 November 2017. Namun keesokan harinya ia mengalami kecelakaan. Mobil yang ditumpanginya menabrak tiang di daerah Permata Hijau.
Setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Permata Medika, Setya kini sedang diperiksa di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.