TEMPO.CO, Jakarta - Tim gabungan Kepolisian RI dan Tentara Nasional Indonesia melakukan operasi evakuasi terhadap warga yang diisolasi kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Desa Kimbely dan Banti, Papua. Menurut Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, pada pukul 09.30 WIT, Desa Kimbely dan Banti sudah dikuasai aparat keamanan.
"Komandan satuan Brimob Papua yang memimpin satuan petugas," ujarnya saat dihubungi pada Jumat, 17 November 2017. Evakuasi pertama dilakukan pukul 11.00 sampai 12.00 WIT. Saat itu, sempat terjadi penembakan oleh pihak KKB.
Baca juga: Penanganan Konflik di Papua, Wiranto: Kami Ada Batasnya
Namun proses evakuasi tersebut tetap berjalan secara bertahap. Rombongan pertama yang berhasil dievakuasi telah sampai di Markas Polsek Tembagapura. "Sudah sampai di Mapolsek Tembagapura dengan selamat," katanya.
Adapun Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar menyatakan operasi pembebasan tersebut berjalan dengan lancar dan berhasil. "Tidak ada satu masyarakat pun yang menjadi korban, ya," ucapnya dalam video resmi yang dirilis Humas Polri pada Jumat, 17 November 2017.
Boy berujar evakuasi dilakukan secara bertahap untuk menuju Tembagapura. Selain itu, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki akibat rusaknya beberapa titik jalan. Kerusakan tersebut diduga sengaja dilakukan kelompok bersenjata dengan alat berat.
"Ada beberapa titik yang dirusak kelompok separatis dengan menggunakan alat berat," tuturnya.
Baca juga: Kapolri Beri Sinyal Gelar Operasi Bersenjata di Mimika, Papua
Berdasarkan data sementara, masyarakat yang berhasil dievakuasi adalah 104 laki-laki, 32 perempuan, dan 14 anak-anak. Total ada 344 orang yang berasal dari Desa Kimbely. Kemudian menyusul 153 laki-laki, 31 perempuan, dan 10 anak-anak yang berada di wilayah longsoran.
Ia pun berharap proses kelanjutan evakuasi dua desa di Mimika, Papua, ini bisa selesai dengan aman dan tanpa menimbulkan korban.