TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Agama akan menggelar Pameran Pendidikan Islam Internasional di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Banten, 21-24 November 2017. Pameran tersebut merupakan bagian dari rencana besar menjadikan Indonesia sentra pendidikan Islam dunia.
“Indonesia adalah tujuan yang tepat bagi studi ilmu-ilmu agama,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin dalam siaran pers, Rabu, 15 Oktober 2017.
Baca juga: Kemenag Patuhi Aturan Pasca-Putusan MK Soal Penganut Kepercayaan
Pameran bertajuk “Pendidikan Islam Indonesia untuk Perdamaian Dunia” ini akan menampilkan lembaga pendidikan Islam dari dalam dan luar negeri. Akan ada lebih dari 200 stan pameran dan acara ini diperkirakan menjadi acara pendidikan terbesar di Indonesia. Kementerian Agama memperkirakan acara ini akan menjadi referensi utama para pencari studi Islam dalam berbagai program dan jurusan.
Selama pameran berlangsung, akan digelar antara lain Seminar Internasional Tahunan tentang Studi Islam (Annual International Conference on Islamic Studies, AICIS), Deklarasi Jakarta, Apresiasi Pendidikan Islam (API), Seminar Internasional tentang Studi Pesantren, dan Kompetisi Robotik Madrasah.
Kamaruddin mengatakan selama ini studi Islam banyak berkiblat ke Arab dan Barat karena mereka telah terlebih dahulu mengembangkannya. “Namun, dari segi konsep dan mutu, Indonesia berani dibandingkan,” katanya.
Menurut dia, Indonesia berhasil mengembangkan keislaman moderat rahmatan lil alamin yang terbukti tahan guncangan. Ia mengatakan Indonesia di level dunia banyak menjadi obyek studi keislaman inklusif. Hal tersebut, kata Kamaruddin, terjadi karena terdapat berbagai perbedaan yang hidup berdampingan secara damai dan harmonis di Indonesia. “Sangat berbeda dengan keislaman di Arab dan Afrika yang lebih labil,” tuturnya.
Saat ini terdapat 600 pendidikan tinggi Islam, 75 ribu madrasah tingkat menengah, dan 28 ribu pesantren di Indonesia. Kamaruddin menyebut Indonesia sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia yang relatif stabil dan minim masalah terorisme.
Potensi-potensi tersebut, menurut dia, menjadikan Indonesia layak mendapatkan pengakuan sebagai salah satu pusat peradaban Islam dunia. Kamaruddin menyatakan keislaman Indonesia diperkuat berbagai organisasi kemasyarakatan yang saling mendukung. “Sehingga membentuk wajah Islam Nusantara yang moderat, ramah, dan aplikatif,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama tersebut.
RIANI SANUSI PUTRI