TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris PT Softorb Technology Mudji Rahmat Kurniawan membeberkan peran pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong dalam proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP. Mudji mengaku berkenalan dengan Andi di Ruko Fatmawati sebelum proyek pengadaan e-KTP berjalan.
"Saya kenal di Ruko Fatmawati, persisnya tidak ingat, yang pasti sebelum proyek," kata Mudji saat memberi kesaksian dalam sidang lanjutan korupsi e-KTP dengan terdakwa Andi Narogong di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin 13 November 2017.
Baca: Nazaruddin Akan Dipanggil Lagi di Sidang E-KTP Andi Narogong
Mudji mengaku kedatangannya ke Ruko Fatmawati untuk menjajaki potensi proyek e-KTP. Ia mengungkapkan promosi yang dilakukan perusahaannya tidak hanya dilakukan oleh Andi Narogong. "Pada awal pertemuan saya menjelaskan apa yang kita lakukan dalam proyek," kata Mudji. Selain kepada Andi, Mudji mengaku mempromosikan perusahaannya kepada Kementerian Dalam Negeri, PNRI, dan BPPT.
Mudji menambahkan awal pertemuan dengan Andi Narogong sebagai sales marketing perusahaanya. Ia mendapatkan informasi bahwa Andi dapat dijadikan pintu masuk dalam proyek e-KTP. "Dari informasi, Pak Andi yang kemungkinan bisa berhubungan dengan proyek tersebut," katanya.
Dari perkenalan dengan Andi itulah, Mudji berkenalan dengan beberapa orang lain yang terlibat dalam proyek tersebut seperti Paulus Tannos, Johannes Marliem, Johanes Tan, dan Anang Sugiana Sudihardjo. "Pada awalnya dari cerita Andi bahwa dia mengetahui proyek ini. Lalu, saya dikenalkan dengan tim Johanes Tan," katanya.
Baca juga: Jaksa KPK Buka Rekaman Sugiharto-Johannes Marliem di Sidang E-KTP
Mudji pun menjelaskan pertemuannya dengan pengusaha PT Medisis Solutions Muda Ikhsan Harahap di Singapura. Ia bercerita soal permintaan invoice printerproyek e-KTP ke Ikhsan. "Saya tidak kenal persis, tapi saya dikenalkan oleh Andi di Singapura. Saya tidak ingat di Singapura ketemu siapa saja," ujarnya.
Mudji menjelaskan bahwa proyek integrasi printer tersebut dikerjakan integrated printed Fargo dengan seorang pengusaha dari Malaysia bernama We Ji. "Saya dikasih sebuah catatan, nah catatan itu yang saya serahkan ke Pak Muda. Catatan itu isinya detail invoice," kata Mudji.