Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Serdadu Korea dan Jepang di Taman Makam Pahlawan Garut

Reporter

image-gnews
Sejumlah peserta renungan malam kemerdekaan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, 17 Agustus 2016. M Iqbal Ichsan/Tempo
Sejumlah peserta renungan malam kemerdekaan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, 17 Agustus 2016. M Iqbal Ichsan/Tempo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penghargaan bagi jasa para pahlawan kemerdekaan tak hanya dianugerahkan kepada pejuang pribumi. Tiga pusara di Taman Makam Pahlawan, Garut, jawa Barat, menyibakkan sebuah epos yang tak banyak diketahui orang. Ketiganya merupakan makam mantan serdadu Jepang dan Korea yang ikut memberi andil melepaskan bumi Nusantara dari cengkraman penjajah Belanda.

Baca: Menjelang Hari Pahlawan, RI Resmi Punya 173 Pahlawan Nasional

Makam tiga pejuang tersebut berada di Taman Makam Pahlawan, tenjolaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Satu di antara makam tersebut merupakan makam mantan serdadu Korea, Yang Chil Seong. Dua makam lain adalah rumah bagi jasad mantan serdadu Jepang, Aoki dan Hasegawa. Namun identitas yang terukir di atas batu nisan ketiganya berbeda dengan nama asli mereka.

Kisah Yang Chil Seong bermula ketika Jepang membawanya ke Indonesia pada 1942. Saat itu, Korea merupakan salah satu wilayah taklukan Jepang. Pemerintah kolonial Jepang memberi Yang tugas khusus sebagai sipir rumah tahanan di Bandung. Ketika Jepang menyerah dari pasukan sekutu, Yang memilih untuk menetap di Indonesia bersama dua serdadu Jepang; Aoki dan Hasegawa.

Baca juga: Kekuatan Militer Korea Utara versus Indonesia, Siapa Kuat?

Jejak kehidupan Yang telah dibukukan pemerintah Korea Selatan melalui sebuah riset. Ia bersama Aoki dan Hasegawa diketahui menetap di Garut dan bergabung bersama pejuang-pejuang pribumi yang tergabung dalam pasukan Pangeran Papak. Yang Chil Seong lalu mengganti namanya menjadi Komaruddin. Begitu pula, Aoki menjadi Abubakar dan Hasegawa menjadi Usman.

Yang diketahui menikahi seorang mojang priyangan, penduduk Garut. Pria kelahiran Korea pada 1919 itu juga memutuskan untuk memeluk agama Islam. Keputusan serupa diambil Aoki dan Hasegawa yang bersedia mengikrarkan dua kalimat syahadat. Bersama pasukan Pangeran Papak, ketiganya memainkan andil yang cukup penting di masa revoluasi kemerdekaan.

Saat menjadi serdadu Jepang, Yang merupakan salah seorang ahli perakit bom. Adapun Aoki dan Hasegawa kerap diandalkan sebagai perancang strategi perang. Andil mereka dalam memperkuat barisan Pangeran Papak tak bisa dianggap kecil. Pasukan Belanda bahkan sempat mereka buat gentar ketika berhasil meledakkan jembatan Sungai Cimanuk atau yang saat ini dikenal Jembatan PTG (Pabrik Tenun Garut).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bom jembatan Cimanuk berhasil memukul mundur pasukan Belanda. Rencana Belanda untuk memperluas wilayah okupasi terpaksa dibatalkan. Pasukan Belanda belakangan merebut wilayah Garut dan mengetahui aksi ketiganya. Ketiganya dianggap sebagai ancaman serius bagi pasukan Belanda. Berbagai upaya dilakukan Belanda untuk memburu ketiganya, termasuk menyebar jaringan mata-mata.

Kisah Yang dan dua pejuang asal Jepang tersebut berakhir tragis. Ketiganya ditangkap pasukan Belanda di Gunung Dora, daerah perbatasan Kabupaten Garut dengan Tasikmalaya, bersama pejuang pribumi lain. Pengadilan pemerintah kolonial lalu menjatuhkan vonis mati untuk Yang, Aoki, dan Hasegawa. Sedangkan pejuang pribumi mendapatkan hukuman penjara seumur hidup.

Eksekusi hukuman mati terhadap ketiganya digelar di Lapang Kerkof, Kabupaten Garut, pada 10 Agustus 1949. Ketiganya ditembak mati di hadapan warga Garut. Jasad mereka lalu dikuburkan secara Islam, sesuai permintaan, di Pemakaman Umum Pasir Pogor. Pemerintah Orde Baru memutuskan untuk memindahkan jasad ketiganya ke Taman Makam Pahlawan Tenjolaya pada tahun 1982.

Baca: Hari Pahlawan, Ruang Kerja Sudirman Kini Kamar Mewah Hotel

Petugas Taman Makam Pahlawan pada Dinas Sosial Garut, Imam Sukiman, membenarkan makam pahlawan asal Korea dan Jepang tersebut. "Batu nisa pahlawan asal Korea tersebut tertulis nama Komarudin," kata dia. Makam Yang Chil Seong, kata Imam, selalu dikunjungi oleh keluarganya dari Korea Selatan. "Batu nisannya bahkan diganti pemerintah Korea Selatan lewat upacara militer,"

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

12 Januari 2024

Monumen Peristiwa Situjuah di Nagari Situjuah Batua, Sumatra Barat (TEMPO/Fachri Hamzah)
Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

Sampai saat ini tragedi Situjuah masih dikenang masyarakat Nagari Situjuah Batua Sumatra Barat. Ada pengibaran bendera sebulan penuh dan ziarah makam


Doni Monardo di Mata Sahabat hingga BNPB Rekomendasikan 3 Hari Berkabung

4 Desember 2023

Prosesi pemakaman mantan Kepala BNPB Letjen (purn) Doni Monardo di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Senin, 4 Desember 2023. Doni memiliki sejumlah karier cemerlang di militer, di antaranya menjadi Komandan Paspamres, Komandan Jenderal Kopassus dan Pangdam Militer III Siliwangi. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Doni Monardo di Mata Sahabat hingga BNPB Rekomendasikan 3 Hari Berkabung

Doni Monardo, tokoh yang dikenal berkat jasanya sebagai pahlawan Covid-19 sudah tutup usia. Sosok dengan nama lengkap Letjen TNI (Purn) Doni Monardo ini sangat berperan penting kala pandemi tahun lalu.


Panglima TNI Pertimbangkan Usulan Doni Monardo Jadi Pahlawan Nasional

4 Desember 2023

Prosesi pemakaman mantan Kepala BNPB Letjen (purn) Doni Monardo di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Senin, 4 Desember 2023. Di awal masa pandemi Covid-19, Doni menjadi Ketua Satgas Covid-19. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Panglima TNI Pertimbangkan Usulan Doni Monardo Jadi Pahlawan Nasional

Agus Subiyanto juga tidak menutup kemungkinan nama Doni Monardo akan diabadikan sebagai nama gedung di fasilitas yang dimiliki TNI.


Chelsea Islan Gerakkan Anak Muda Lestarikan Lingkungan buat Indonesia

14 November 2023

Chelsea Islan. Foto: Instagram/@chelseaislan
Chelsea Islan Gerakkan Anak Muda Lestarikan Lingkungan buat Indonesia

Chelsea Islan mengajak anak muda terlibat aktif dalam segenap misi pelestarian lingkungan sebagai wujud kebaktian kepada bangsa Indonesia.


Profil Prof Mochtar Kusumaatmadja, Belum Juga Ditetapkan Jokowi sebagai Pahlawan Nasional

13 November 2023

Suasana Jalan Layang Prof Mochtar Kusumaatmadja di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 1 Maret 2022. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Profil Prof Mochtar Kusumaatmadja, Belum Juga Ditetapkan Jokowi sebagai Pahlawan Nasional

Prof Mochtar Kusumaatmadja beberapa tahun terakhir diusulkan menjadi pahlawan nasional. Jasanya sangat besar sebagai konseptor Deklarasi Djuanda.


Jadilah Pahlawan Keuangan di Rumah dengan Cara Berikut

12 November 2023

Ilustrasi mengelola keuangan. Shutterstock
Jadilah Pahlawan Keuangan di Rumah dengan Cara Berikut

Pahlawan keuangan bertugas melindungi masa depan keluarga dengan mengamankan harta, aset, dan tabungan. Berikut tips jadi pahlawan keuangan keluarga.


Mengenal Rahmah El Yunussiyah, Pendiri Sekolah Islam Perempuan Pertama di Indonesia

11 November 2023

Pendiri Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang Rahmah El Yunusiyyah (paling depan tengah) berfoto bersama. (Antara/HO-Humas Diniyyah Puteri Padang Panjang).
Mengenal Rahmah El Yunussiyah, Pendiri Sekolah Islam Perempuan Pertama di Indonesia

Dari sekolah yang didirikan pada 1 November 1923 oleh Rahmah El Yunussiyah, lahir tokoh-tokoh besar bangsa yang tercatat sebagai pahlawan nasional.


6 Tokoh yang akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional oleh Jokowi

9 November 2023

Sejumlah peserta membentangkan foto-foto Pahlawan Nasional saat Parade Surabaya Juang di Surabaya, Ahad, 5 November 2023. Parade Surabaya Juang tersebut digelar untuk menyambut Hari Pahlawan. ANTARA/Didik Suhartono
6 Tokoh yang akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional oleh Jokowi

Presiden Joko Widodo akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional untuk enam pejuang.


Sejarah Hari Pahlawan Nasional 10 November dan Tokoh yang Terlibat

7 November 2023

Sejumlah pemain menampilkan drama teatrikal pertempuran Surabaya saat Parade Surabaya Juang di Surabaya, Ahad, 5 November 2023. Parade Surabaya Juang tersebut digelar untuk menyambut Hari Pahlawan. ANTARA/Didik Suhartono
Sejarah Hari Pahlawan Nasional 10 November dan Tokoh yang Terlibat

Sejarah Hari Pahlawan Nasional 10 November dimulai saat tentara Inggris dan NICA memasuki Surabaya


Aktor yang Pernah Berperan Pahlawan, Ario Bayu sebagai Sukarno, Roy Marten Berlakon Siapa?

1 November 2023

Film Soekarno. Foto: Netflix
Aktor yang Pernah Berperan Pahlawan, Ario Bayu sebagai Sukarno, Roy Marten Berlakon Siapa?

Berikut sederet aktor yang pernah mainkan peran sosok pahlawan, Ario Bayu sebagai Sukarno, Dian Sastro menjadi RA Kartini, Roy Marten berlakon siapa?