TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap pesawat N219 Nurtanio buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero) itu dapat dipasarkan dengan baik. Dengan demikian, industri pesawat terbang dalam negeri bisa berkembang.
"Kalau sudah selesai, selanjutnya proses bisnis. Harus bisa dipasarkan, harus bisa masuk komersial, masuk dunia industri," kata Jokowi seusai meresmikan penamaan pesawat N219 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat, 10 November 2017.
Baca: Hari Pahlawan, Jokowi Menamai Pesawat N219 dengan Nurtanio
Dengan masuk ke industri, kata Jokowi, berarti pesawat N219 Nurtanio ada yang beli. "Sehingga industri pesawat kita berkembang," ujarnya. Dia menyatakan tak ada masalah dengan sisa kebutuhan dana Rp 200 miliar yang dibutuhkan N219. "Saya kira enggak ada masalah," dia menambahkan.
Jokowi memberi nama N219 dengan nama Nurtanio. Dia mengatakan Laksamana Muda Udara Anumerta Nurtanio Pringgoadisuryo adalah pahlawan bangsa yang berjuang tanpa pamrih. Seluruh hidupnya didarmabaktikan untuk kedirgantaraan Indonesia. Nurtanio gugur dalam sebuah penerbangan uji coba.
Baca: Turki Tertarik Kerja Sama Pasarkan N219 Ke Afrika
Pesawat N219 adalah pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia bekerja sama dengan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan). Pengembangannya dimulai awal 2006 hingga 2008. Program besar-besaran digaungkan sejak 2014. Pesawat berkapasitas 19 penumpang ini telah melakukan uji terbang perdana di Landasan Pacu Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, pertengahan Agustus lalu.
Infografis: Pelontar Granat Buatan Pindad Versus Bulgaria