Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lafran Pane, Pahlawan Nasional yang Berjasa Bukan di Medan Perang

image-gnews
Lafran Pane. wikipedia.com
Lafran Pane. wikipedia.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi memberikan gelar pahlawan nasional terhadap empat orang di antaranya Lafran Pane. Lafran Pane yang berasal dari Yogyakarta diberi gelar pahlawan bukan karena terlibat peperangan, namun karena mendorong pertumbuhan gerakan pemuda di Indonesia yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

"Jadi, penyandang gelar pahlawan Nasional bukan hanya mereka yang berjasa di medan perang saja, tetapi mereka yang juga berjasa di bidang lain yang gaung dan manfaatnya dirasakan secara nasional," ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kamis, 9 November 2017.

Baca juga: Setelah Mantu, Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional

Lafran mulai melakukan konsolidasi pembentukan HMI sejak November 1946, dan 5 Februari 1947 disebut sebagai tanggal pendirian HMI oleh Lefran Pane bersama 14 orang temannya. Waktu itu, Lafran berusia 23 tahun dan masih di tingkat pertama Sekolah Tinggi Islam (kini UII) Yogya.

Pendidikan formal Lafran di tingkat dasar sebenarnya terputus-putus. Dia sering pindah sekolah, kendati pendidikan agama tak pernah dilupakannya. Anak keenam dari keluarga tokoh Partindo, Sutan Pangurabaan Pane, yang lahir di Kampung Pangurabaan, Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pada 12 April 1923 itu pernah pula hidup menggelandang di sepanjang jalan kota Medan.

Menganai tanggal lahirnya, dalam buku karya AgussalimSitompul, Menyatu dengan Umat, Menyatu dengan Bangsa: Pemikiran Keislaman-Keindonesiaan HMI 1947-1997 (2002). Disebutkan sebenarnya LafranPane dilahirkan pada 5 Februari 1922. Bila selama ini ia menyatakan lahir pada 12 April 1923 (termasuk secara administratif), hal itu semata-mata dilakukan untuk menghindari pengidentikan HMI dengan dirinya.

Setelah diboyong dua kakak kandungnya, sastrawan Pujangga Baru Armijn Pane dan Sanusi Pane, ke Jakarta, Lafran sempat berkumpul dengan gang remaja Zwarte Bente di kawasan Senen. Figur Lafran itu sudah dianggap menyatu dengan identitas HMI.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain mendirikan HMI, Lafran Pane sempat berkiprah menjadi dosen di sejumlah universitas di Yogyakarta. Dia sempat menjadi dosen Fakultas Sosial dan politik Universitas Gajah Mada (UGM), dosen Universitas Islam Indonesia (UII), dosen Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dia wafat pada 25 Januari 1991 setelah mengalami stroke.

Ketua Presidium Majelis Wilayah KAHMI DIY, Khamim Zarkasih Putro, mengatakan tak mudah mengusulkan Lafran Pane masuk sebagai pahlawan nasional. Terlebih nama-nama dari Yogyakarta yang dianggap sudah overload untuk tokoh penerima gelar pahlawan. Nama Lafran Pane diusulkan sejak tiga tahun silam atau di akhir masa kepemimpinan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.

Putra Lafran Pane, Iqbal Pane, kaget dan tak menyangka almarhum ayahnya segera bergelar pahlawan nasional. "Kami malah pertama tahu dari media kalau usulan gelar pahlawan itu disetujui Presiden Jokowi," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO | PDAT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KH Ahmad Dahlan dari Kampung Kauman Susah payah Mendirikan Muhammadiyah

40 hari lalu

KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. wikipedia.org
KH Ahmad Dahlan dari Kampung Kauman Susah payah Mendirikan Muhammadiyah

Hari ini, 138 tahun KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah. Anak Kampung Kauman Yogyakarta ini menjadi ulama besar dan pahlawan nasional.


Mengenal IJ Kasimo, Pendiri Partai Katolik dan Universitas Katolik Atmajaya

41 hari lalu

IJ Kasimo. Wikipedia
Mengenal IJ Kasimo, Pendiri Partai Katolik dan Universitas Katolik Atmajaya

Profil IJ Kasimo, pendiri Partai Katolik dan Universitas Katolik Atmajaya. Ini kiprah pahlawan nasional yang mencetuskan Plan Kasimo.


Napak Tilas Syekh Yusuf, Pahlawan Nasional dari Sulawesi Selatan hingga Cape Town Afrika Selatan

4 Juli 2024

Syekh Yusuf. Istimewa
Napak Tilas Syekh Yusuf, Pahlawan Nasional dari Sulawesi Selatan hingga Cape Town Afrika Selatan

Nama Syekh Yusuf terkenal di Afrika Selatan, terdapat jejak peninggalan yang masih ada sampai sekarang.


396 Tahun Syekh Yusuf, Pahlawan Nasional Panutan Nelson Mandela

4 Juli 2024

Syekh Yusuf. Istimewa
396 Tahun Syekh Yusuf, Pahlawan Nasional Panutan Nelson Mandela

Syekh Yusuf dianugerahi pahlawan nasional dua negara memiliki perjalanan dakwah panjang hingga di Afrika Selatan. Nelson Mandela mengaguminya.


Profil Kapolri Pertama, Raden Said Soekanto dan Banyak Momen Bersejarah di Awal Kemerdekaan

1 Juli 2024

Jenderal Pol. (Purn.) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo merupakan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri; dulu bernama Kepala Djawatan Kepolisian Negara) pertama. Sejak dilantik, Soekanto mengonsolidasi aparat kepolisian dengan mengemban pesan Presiden Soekarno membentuk Kepolisian Nasional. Wikipedia
Profil Kapolri Pertama, Raden Said Soekanto dan Banyak Momen Bersejarah di Awal Kemerdekaan

Jenderal Pol Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo merupakan Kapolri pertama pada 1945-1959. Ia menolak penggabungan Polri dan TNI jadi ABRI.


Sosok Lafran Pane, Pendiri HMI yang Dikisahkan dalam Film Lafran

19 Juni 2024

Lafran Pane. wikipedia.com
Sosok Lafran Pane, Pendiri HMI yang Dikisahkan dalam Film Lafran

Sosok Lafran Pane dikisahkan dalam film Lafran, akan tayang serentak di bioskop pada 20 Juni 2024. Siapa dia?


Jejak Singkat Perjalanan Perjuangan Kemerdekaan Tan Malaka Hingga Pemikirannya

2 Juni 2024

Tan Malaka. id.wikipedia.org
Jejak Singkat Perjalanan Perjuangan Kemerdekaan Tan Malaka Hingga Pemikirannya

Peran Tan Malaka sebagai pemikir dan revolusioner telah menginspirasi banyak orang dan pengaruhnya masih terasa hingga saat ini.


127 Tahun Tan Malaka, Sosok Pahlawan Revolusioner

2 Juni 2024

Rumah dan Museum Tan Malaka yang memprihatinkan, di Nagari Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Payakumbuh, Sumbar, 2 Desember 2014. Tan Malaka merupakan tokoh pahlawan nasional yang tidak diakui oleh Orde Baru karena kedekatannya dengan Partai Komunis Indonesia. Tempo/Aris Andrianto
127 Tahun Tan Malaka, Sosok Pahlawan Revolusioner

Tan Malaka, sosok penting perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan ideologinya yang khas.


15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

13 Mei 2024

Ruhana Kuddus. Wikipedia
15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

15 tokoh Sumbar dinobatkan sebagai pahlawan nasional, antara lain Proklamator Mohamad Hatta, Imam Bonjol, Rohana Kudus, Rasuna Said, hingga AK Gani.


3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

2 Mei 2024

Sejumlah siswa meliha foto pahlawan Cut Nyak Dhien saat bermain di sekolah yang terbengkalai di SDN 01 Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, 27 Agustus 2015. Tempo/M IQBAL ICHSAN
3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.