TEMPO.CO, Magetan – Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur Marsekal Pertama Samsul Rizal mengatakan bahwa sejumlah agenda latihan penerbangan terganggu akibat turunnya hujan. “Kalau hujan tidak latihan dulu. Kami tidak mau ambil risiko dari tugas latihan,’’ kata Samsul, Rabu, 8 November 2017.
Ia tidak merinci jumlah latihan yang terganggu akibat hujan. Yang jelas, menurut dia, fenomena alam itu dapat menimbulkan genagan air di landasan pacu yang berisiko tinggi ketika dilewati pesawat untuk lepas landas maupun mendarat.
Baca: Pangkalan Udara Adi Sutjipto Keluhkan Maraknya Penerbangan Balon
"Selain hujan dan genangan ada hambatan lain untuk latihan, yaitu adanya burung di landasan pacu,’’ ujar Samsul.
Burung di landasan pacu, kata dia, membahayakan laju pesawat. Sebab, jika masuk ke sistem engine dapat mengganggu kinerja mesin. Bahkan, jika menabarak bagian depan pesawat, maka akan penyok.
“Karena sama-sama berkecepatan tinggi. Burung itu berisiko besar terutama saat take off dan landing,” kata Samsul.
Simak: Lanud Iswahjudi Terima Pesawat F-16 Pembelian dari Amerika
Komandan Flight Ops B Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Kapten (Pnb) Yudhistira menambahkan ketika burung masuk ke bagian engine maka perlu dibongkar lantaran dampaknya fatal. Adapun proses perbaikannya membutuhkan waktu paling cepat selama tiga hingga empat hari. “Tahun ini sudah dua kali terjadi,’’ ujar dia.
Menurut dia, ada beberapa cara untuk mengantisipasi munculnya burung di landasan pacu. Upaya itu di antaranya tidak menanam pohon buah di sekitar runway karena dapat mengundang datangnya kerumunan burung.
Selain itu, tidak memotong rumput dengan ketinggian kurang dari 10 sentimeter. Hal ini dapat menutup cacing dari pantauan burung pemangsa. “Untuk pohon buah di Lanud Iswahjudi tidak ada yang dekat dengan landasan udara,’’ kata Yudhistira.
NOFIKA DIAN NUGROHO